Selasa, 17 April 2012

* Diantara Cinta Yang Indah *


 "Mamah, dialah orang yg pertama aku sayangi. Perhatiaan dan kasih sayangnya tak pernah habis untuk anak yg k'2nya ini. Panggil saja namaku Bila, aku bahagia mempunyai sosok ibu seperti mamah, walaupun mamah kadang melarangku untuk pergi, tapi aku yakin mamah adalah jalan yg terbaik yang harus aku turuti.Sikap manjaku kadang-kadang tiba, saat perhatian mamah yang kurang terhadapku. "Aku bisa mengerti keadaan mamah yang sibuk, kedua orang tuaku pun bekerja keras demi anak"nya. Tak seharusnya aku memandang mamah seperti itu saat aku marah,kesal peuh amarah. Tapi mamah tetap berada disisiku saat aku senang maupun sedih, "Mungkin mamahlah tempat curahan isi hatiku, karna kaka da adeku tak pernah sedekat aku dengan mamah.
"Bukannya ade dan kakak'qu tidak perhatian, cuma saja kami itu kadang suka cuek walau terhadap kakak ade."Tak sempat ku bilang terimakasih saat mamah berada disisiku, pelukan hangatnya yang mampu membuatku bigitu menyayangi mamahku. " Pagi ini aku terbangun dalam tidurku, mamah yang pertama kali membangunkanku untuk segera membersikhan badan dan merapihkan tempat tidurku. " Terbangun dari mimpi indah rasanya mata ini tak ingin membukanya saat seseorang hadir dalam mimpiku saat itu."Bunga tiduku yang indah tapi tak tau siapa yg berada dimimpiku itu. "Sedikit petanyaanku dalam hati. "Tuhan siapakah orang yg ada dalam mimpiku tadi???? "Ucapku singkat.

Tak ada lagi kata yang aku ungkapkannya, tak ada lagi makna yg tersirat saat aku bertemu sosok pria yg berda dalam mimpiku."Kuhanya ingin mempunyai sosok pendamping yg bisa menjagaku dan melindungiku. "Harapku sepert itu.Tuhan...apabila engkau mengijinkan bertemu dengannnya sosok yg aku inginkan, kelak nanti aku sangat sangat merasa bahagia untuk orang yang menemaniku dalam setiap hari-hariku ini. Pagi itu setelah aku bangun, kemudian kakiku melangkah kearah kamar mandi. setelah selesai merapihkan semuanya. "Aku siap mengawali hari ini dengan satu semangat dari mamah. "Dia tak ingin melihat anaknya bersedih hanya karna cinta. "Langkah kakiku kulangkahkan untuk hal yang berguna bagi aku dan mamah serta keluargaku. Pagi itu waktu menunjukan pukul 06.00. Setelah semuanya kurasa rapih, seragam sekolah yang kutaoro dilemari segara ku memakainya. "Siap". kata itu mngawali perjalanannku hari ini untuk pergi sekolah. "Dengan dandanan yang rapih, rambut terurai, seragam sekolah yang cukup rapih, wajah yang cantik, karakter yang pendiem namun supel. "Itulah sosok Bila."

Mungkin banyak lelaki yang tertarik padanya, sahabat yang dia punya begitu baik dan dekat. "Apa yang kurang terhadap sosok Bila??Tapi...suatu ketika teman yang cukup ramah padanya, bisa dibilang sahabat mungkin?.Saatku melihat Rena sahabatku sedang asyik mengobrol lewat ponsel, kulihat dia tertawa ria, sepertinya dia sedang berbicara dengan pacarnya. "Aku kira sperti itu. 'Ucapku.Tapi ternyata saat kutanyakan kalau dia lagi ngmbrol dengan siapa, Rena menjawab dengan singkat. " Gue lagi ngobrol sama temen Bila ,kenepa? loe mo ngobrol jg sama dia?. "Tawaran Rena.Boleh deh sini dari pada gue bete. "Ucap Bila dengan lantang.Ternyata Dika sosok yang asyik, rame, dan bisa bikin gue ketawa. "Ucapku pada Rena. Pada saat itu pula Rena mengenalkan temannya pada Bil, .Dari situlah Bila dan Dhika saling mengenal.Pada suatu hari, Dhika mengajakku untuk ketemuan, saat itu pun aku mau untuk bertemu dengan dia. lama aku menunggu kehadiran Dhika, sudah lewat 10 menit dari janjinya yang iya katanya. "Lalu datanglah 2 orang pria yang menghampiriku, saat mereka datang aku merasa gugup entah kenapa, karena aku penaaran dengan yang namanya Dhika. Tapi mereka datang berdua. Aku pun tak tau yang mana yang namanya Dika, Dua orang pria yang menghampiriku itu, satu diantaranya mungkin aku kira itu Dhika, wajah yang tampan, kulit putih, dengan sedikit pendiam. Namun satu lagi temanya berkulitkan hitam manis namun mempunyai karakter orang yang asyik. "Pikirku seperti itu.Namun ternyata orang yang hampir membuatku tertarik itu adalah teman Dhika, bukan Dhika sendiri. Melainkan namnanya Rio.Apa mungkin aku suka sama Rio?? "Ucapku dalam hati.Sembari aku mengobrol dengan Dhika, dia pun mengenalkan Rio padaku.Kenapa saat itu perasaanku berbeda terhadap Rio, apa mungkin Rio yang aku suka, bukan Dhika..??? "Ucapku berkali kali.Dari perkenalan kemarin, aku menunjukan sikap tidak sukaku terhadap Dhika, Sikap yang jutek saat Dhika menghubungiku berkali kali. Aku sengaja tidak mengangkat telpon dari dia, namun ia terus saja menelponku. "Dengan nada dering yang tak pernah henti, aku pun terpaksa menganggkatnya. Dengan suara yang agak malas, Dhika coba membuatku tertawa. "Dia memang berhasil merubah suasanya yang sepi menjadi rame. "Ucap Bila.Tapi ternyata keesokan harinya Dhika datang kerumaku, setelah aku cuekin dia dan gak pengen kenal dia lagi.

"Sebagai tuan rumah, aku haruslah bersikap sopan terhadap tamu, ia datang kerumaku saat itu pun aku mencuekannya lagi, bahkan aku sedang menerima telpon dari pacarku. Namun Dhika selalu saja bersikap sabar menghadapiku walaupun aku bersikap seperti itu ke dia.Tak lama, setelah beberapa hari aku kenal Dhika, dia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Padalah orang yang aku harepin itu bukan dia, melainkan temanya. "Ucap Bila sembari menghelakan nafas perlahan.Tapi entah kenapa saat dia nembak, aku mengataka ia aku terima. "Spontan ucapanku pada Dika"Pikirku kenapa aku mengatakan itu padanya? padahal perasaan ini masih belum yakin kalau Dhika bakalan jadi pacar yang baik buatku.Keesokan malam saat aku berda diruma Reva, teman-temaku semuanya sedang asyik kumpul bersama. Saat itu keadaanku sedang duduk di dekat lelaki temannya Rena. Saat itu pula Dhika datang menghampiriku, dengan ia melihatku duduk disebelah lelaki tapi nampaknya sikapnya biasa saja. Tidak ada kecemburuan yang ia tunjukkan, bakhan setelah itu dia menghampiriku dan duduk disebelahku. "Ucap Bila.Saat itu pun dia mengajakku jalan untuk sekedar menikmati angin malam saja.

Entah dari situ aku merasakan hal yang berbeda, sikapku yang tadinya biasa berubah menjadi sayang dan gak mau kehilangan, dia bisa membuatku nyaman berada disinya.Dari situlah aku merasa sayang sama dia, aku akan coba untuk belajar menerima orang apa adanya. Asalkan dia mampu membuatku bahagia. "Harapku seperti itu.Aku hampir lupa bahwa ada seseorang yang aku abaikan saat ini, dia yang masih menyandang setatus sebagai pacarku. Satt itu pula, aku berani mengambil kepeutusan yang berat, dengan rasa bersalah aku memcoba untuk berbicara baik-baik dengan pacarku...........Aku memutuskannya secara sepihak tanpa dia mau, alasanku saat ini mungkin hubungan ini sudah tidak cocok lagi.

" Perlahan Bila mencoba tenang.Keputusan itu pun diterimanya dengan iklas, Dia merelakanku bahagia bersama orang lain yan glebih baik darinya ."Ucap cowo yang masih mengharapkan Bila." "Pagi ini aku akan membuka lembaran baru dengan Dhika, semoga tuhan mengijinkan kami selalu bersama. " Ucapku dengan yakin.""Panggil saja namanya Dika, sosok peria yang sederhana, berkulitkan hitam manis. Saat ini aku meyakinkan hatiku padanya.Dia kekasihku yang tak sengaja aku suka. Namun dia berhasil menjadikanku sebagai kekasihnya.Dari situ aku banyak belajar dari dia tentang "kesetiaan" susah, senang, sedih dika selalu sama-sama. Kita mampu melengkapi kekurangan masing-masing, menerima keadaan walalupun bagaimana cinta menguji kita untuk berpisah. Dari hal memalukan, keburukanku, sampai kebiasaanku dia pun tau segalanya tetntangku.

Dari hal seperti itu pula aku merasakan diaberbeda degan pacar-pacarku sebelumnya. Yang saling tidak ingin mengetahui keburuka nmasing-masing atau kebiasaan yang kita miliki.Dhika sangatlak terbuka, dia selalu jujur dengan keadaannya itu. "itulah hal yang aku suka dari Dia. "Ucapku bangga"Meskipun dengan kesederhanaan tapi hal itulah yang membuat indah cinta kami, tapi itu sangat berkesan buatku."Kesederhanaan dan Perbedaan" memang bisa membuat segalanya jadi indah. bercanda bersama, sampai lari-larian saat hujan turun, tapi aku rasa itu bahagia walaupun dengan jalan kaki saja dengan dia.Dari situlah aku dapat mengenal Dhika dengan cepat, dan lebih memahami karakter satu sama lain."Setelah hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun cinta masih menjaga kami tetap bersama. Sampai saatnya ada orang yang mencoba mendekatiku.

"Seseorang yang datang tanpa aku pinta, tanpa aku mau kehadirannya menjadi bayang-bayang hubunganku dengan Dhika. Mungkin dia tau aku dari temanya yang sekaligus teman terdekatnya."Panggil saja namanya Rangga, dia adalah orang saat ini mencoba mendekatiku, saat itu temanku memanggilku untuk menemuinya, berhubung Rangga juga berda disitu. Ia mengenalkanku pada Rangga, entah apa yang ada dipikrannku saat itu. Rangga menanyakan siapa namaku.

      " Sikap yang kutunjuga pada Rangga sangatlah cuek, seakan-akan aku tak mau mengenal orang lain setelah kehairan Dhika dalam hidupku, siapapun itu orangnya aku rasa aku sudah bahagia memiliki kekasih seperti Dhika, Tapi ternyata Rangga tak hanya menanyakan nmaku, melaikan nomor telponku dia juga menanyakannya. "keadaan yang lagi kesal, aku pun spontan memberitahukan temanku terserah deh mau dkasih atau enggak. "Ucapku singkat pada temanku."Setelah pertemuan itu ponselku selalu bunyi menandakan seseorang menelponku. "Kulihat nomor baru dalam panggilan itu, aku pun langsung mengangkatnya. Suara laki-laki yang terdengar olehku, dan ternyata ia Rangga. "Secara panjang lebar kami pun mengobrol, tak ada yang istimewa dari dia yang tak bisa membuatku tertawa ria."Berhubung dia sering menelponku setiap saat, aku pun sebenarnya tak tahu yang namany Rangga itu yang mana. "Ucapku."
Rangga kemudian kembali menelponku untuk memintaku bertemu dengannya atau dia yang menemuiku.Nah, dari situ aku baru mengetahui yang namanya Rangga. "Ternyata tak sepikir apa yang aku bayangkan, Rangga begitu terlihat cool, keren, tampan. "Begitu ucapku.""Perasaan yang aku punya pun menjadi tak taruan seperti ini, dia begitu sangat perhatian kepadaku walaupun baru saja bertemu.Mungkin dari situlah perhatiaannya Rangga cukup membuatku nyaman.Tapi...suatu hari dia mengangungkapkan perasaannya kepadaku, dia juga tau kalau aku sudah mempunyai kekasih tapi dia tetap tak menghiraukannya. "Dan ternyata lagi yang tak ku tahu Rangga juga mengenal Dhika, dia mengenal Dhika sejak smp, dan berhubung Sma mereka beda, Rangga pun tak dekat lagi dengan Dhika. "Rangga tak menganggap Dhika itu siapa walalu Dhika itu kekasihku, dia tetap mengunggapkannya kepadaku dan memintaku sebagai kekasihnya."Saat dia memintaku sebagai kekasihnya, aku tak langsung menjawabnya. Aku pun meminta pembuktian dia sebagai cinta yangia ungkapkan kepadaku.

"Rangga pun memberikan bukti kalau dia memang benar-benar menyayangiku, saat itu pula aku menerimanya. Ia pun menanyakan kembali seberapa % cintanku kepada Rangga. "Sontak aku jawab 18 %,. "Sembari menghelakan nafas tengangku.Dan sebenarnya aku masih tetap menjalin hubungan dengan Dhika, tapi aku bilang pada Rangga bahwa aku sudah putus dengan Dhika. "Rangga pun mempercayai itu." "Tuhan....maafkan aku telah mengecewakan kekasihku Dhika, aku terlalu jahat untuk bilang ini sama dia. Aku gak mau hati kecilnya tersakiti olehku dengan menerima kehadiran Rangga dalam hidupku.Aku tak bermaksud untuk menduakan Dhika, karna aku juga sayang kepadanya. Tapi disisi lain ada hal yang kecil yang membuatku sangat membenci Dhika. Hanya karna sebatang Rokok yang selalu ia hisap didepanku. "Karna itu aku membenci pria yang perokok, bagiku itu sangatlah tidak sopan yang ia tunjukan dihadapannku. "Kerap kali aku membuang sebatang Rokok didepan matanya, ia sangat tidak suka dilarang-larang olehku. "Padahal aku mengarahkan yang terbaik buat dia, tapi ia tak penah mengerti itu." "Setelah dua minggu berlalu aku dengan Rangga pun semakin dekat, dan ia slalu menunjukan rasa sayangnya terhadapku.

" Tak seharusnya aku egois seperti ini, "Ucapku ragu.  Aku terlalu naif untuk memilih satu diantara mereka, aku harus mencari jalan yang terbaik agar semuanya tak ada yang tersakiti.Aku takut membuat Dhika marah besar kepadaku, dan keputusanku sudah bulat untuk memutuskan dia esok atau lusa." Saat tiba dihari kasih sayang yang seharusnya setiap orang memebrika ketulusan dan rasa sayangnya kepada orang yang tercinta. Namun, itu tak dengan Dhika. Disitulah keputusanku spontan aku ucapkan pada Dhika." Dengan mengambil nafas perlahan, sambil mengerutkan halisnya. Bila mencoba berbicara perlahan kepada Diika. Dik, maaf yah kalau selama ini aku yang selalu buat kecewa, selalu egois, atau pun hal lainnya. Aku tidak suka dengan sikapmu yang kemarin, aku harus mengambil keputusan ini buat kita. Aku harap kamu bisa mengeti keadaan ini. Ucap Bila dengan perlahan menjelaskan pada Dhika."
" Keputusan apa yang kamu maksud Bil..? "Tanya Dhika.
"Aaakku...."Katanya kembali mengganjal, Seakan ia ragu untuk mengungkapkanya." Dengan jelas Bila mengatakan kata yang sediikit tersendat itu tadi. Dhika, Aku mau kita putus....!!! " Ucap bila dengan menitikan air mata"
Loh kenapa kamu bicara seperti itu...? " Sontak Dhika terkejut"
 Dhika sempat tak percaya dengan apa yang Bila ucap tadi ."Bila kembali mengulang ucapannya itu kepada Dhika, "MAAF"  itu yang pantas aku ucapkan depadanya. " Ucap Bila dengan merasa bersalah.
Aku merasa diantara kita sudah tak ada kecocokan lagi. "Ucapnya dengan jelas.

"Saat itu pun Dhika bisa menerima kenyataan yang pahit dengan ucapan Bila tadi, Pasti Ia sangat marah dan kecewa kepadaku, dengan memutuskannya secara sepihak.Ok, kalau itu mau kamu Bil aku bisa terima, semoga kamu dapet yang lebih segalanya dari aku. "Ucapnya sambil mengalihkan pandangannya untuk bergegas pergi.

"Ya tuhan...maafkan aku begitu jahat pada Dhika, aku tak ingin melihat dia kecewa lagi karna aku. "Aku tak pernah memikirkan perasaan dia yang telah tersakiti olehku, dan yang kini selalu ada dipikiranku yiatu Rangga." Dan ternyata setelah hubunganku dengan Rangga berjalan dengan baik, kita selalu meluangkan waktu untuk bersama. Dia mengajakku jalanTapi tenyata aku salah memilih orang yang tepat, ternyata aku hanya sebgai pelampiasannya saja dari mantannya." Sungguh sakit rasanya, kecewa, amarah yang aku rasa begitu besar. Rasanya tak seharusnya ini terjadi kepadaku. " Sungguh aku kecewa kepada Rangga. Aku rela meninggalkan Dhika demi dia, tapi ternyata ini yang dia balas terhadapku." Keputusanku memang salah untuk memutuskan Dhika, dan aku merasa sangat bersalah padanya. Hubunganku dengan Rangga baru menginjak dua bulan, dan saat itu pula Rangga mutusin seenak dia. " Entah apa yang ada dipikirannya Rangga, memutuskanku tanpa sebab dan kenapa..? "Ucapku kesal.Setelah kita putus, dia kerap kali menunjukankemesraannya dengan cewe itu, dia sengaja menujukan itu didepan mataku sendiri tanpa mengetahui bagaimana perasaanku saat itu." Hanya bisa meneteskan air mata dan rapuh, tapi aku tetap menyembunyikan itu dihadapan dia walaupun sebenarnya aku sakit melihat itu semua. Setelah aku putus dari Rangga, seseorang yang pernah mengisi lembaran hidupku yang bahagia dia muncul kembali dalam kehidupanku.

Rasanya memang berbeda, setelah aku mengecewakan seseorang disitu pula aku kembali dikecewakan oleh sesorang. " Rasanya karma itu ada dan mencoba menghampiriku perlahan.Dhika kembali datang dihari-hariku, dia rela memafkan kesalahanku pada saat itu. " Aku hargain niat Dhika untuk bersamaku lagi, aku sudah tak ingin mengenal yang namanya Rangga lagi. Aku pun memulai lembaran baru lagi dengan Dhika agar aku bisa belajar melupakan Rangga.Disitu pula aku merasakan kebahagiaan yang dulu pernah aku rasa aku mendapatkannya lagi dari sosok Dhika, kita saling mengisi kekurangan dan kesalahan masing-masing." Aku rasa aku bahagia kembali dengan Dhika, orang yang selama ini menemaniku tanpa membuatku tersakiti. Pesaanku semakin dalam dan rasa sayang ini semakin dalam dan tak ingin kehilangannya lagi.Tapi.......setelah kita mencoba bersama-sama lagi, kehadiran Rangga kini menyelimuti bayang-bayang hubunganku dengan Dhika, seolah-olah dia tak menyukai kami kembali bersama. Rangga pun kembali memintaa maaf atas perlakuaanya terhadapku sewaktu dengan dia, dia juga memintaku kembali menjadi kekasihnya.

" Perasaan bingung, ragu selalu menghampiriku. Dan saat ini juga aku masih menjadi milik Dhika, tapi disisi lain aku juga sayang sama Rangga.Tapi, dengan maksud lain, yaitu tujuanku untuk balas dendam kepada Rangga yang sudah menyakitiku. " Aku juga sempat cerita pada kekasihku Dhika, untuk menerima Rangga kembali dengan niatku untu balas dendam, namun Dhika tak mengijinkanku." Alasannya cukup masuk akal memang, ia tak mau kalau suatu saat nanti aku malah makin sayang sama Rangga.Tapi dengan tak sepengetahuan Dhika, Bila tak peduli apa yang kekasihnya itu ucapkan.Setelah keesokan harinya, aku Rangga mengajakku jalan, untuk hanya sekedar makam siang. Dia menanyakanku kembali dengan pertanyaannya yang ia pinta kepadaku saat itu, aku pun bisa menerima dia kembali sebagai kekasihku, padahal saat ini pun aku masih menjadi kekasih Dhika." Saat beberapa hari menuju ulang tahunku, hari itu pun tiba. Dhika merayakannya hanya berdua dengaku, dia memberikan kejutan yang special yang ia khususkan untuk'qu. " Sebuah Kue dengan lilin kecil, ia memberikan itu padaku. Ia pun memintaku untuk meniup lilinnya dan mengucapkan harapan diulang tahunku. " Dan Dhika juga mengucapkan harapannya dia untuk'qu agar, setiap ulang tahunku bisa terus bersama dengan Dia. " Sebuah kado yang terbungkus dengan cantik ia berikan pula kepadaku." Sungguh hari yang special yang aku rasakan pertama kali dengan seorang kekasih yang begitu mencintaiku. " Ucapku bangga" " Dibalik semua itu aku masih saja menyimpan rahasia ini darinya, aku tidak tega melihat keseriusaannya terhadapku. Karna sebenarnya 5 hari yang lalu aku menerima cintanya Rangga tanpa sepengetahuan Dhika." Begitu jahat yang aku lakukan semua ini terhadap Dhika, tapi saat itu yang aku hanya pikir aku hanya ingin balas dendam kepada Rangga. " Dengan sedikit emosi ucapanku." Tapi ternyata benar apa yang Dhika ucapkan kepadaku, kalau suatu masalah diakhiri dengan balas denman kita akan merasakaan nya sendiri dengan tanpa sadar apa yang kita lakukan itu salah." Balas dendamku berubah menjadi rasa sayang yang amat besar kepada Rangga, bodohnya diriku yang selalu mengabaikan nasehat orang lain, apa lagi itu nasehat dari Dhika. Setelah rasa sayangku muncul lagi untuk Rangga, kenapa perasaan ini ragu kepada Dhika, seolah-olah persaan yang aku punya perlahan menghilang. Sering kali aku bersikap cuek padanya, tak peduli dengan perhatian dia, tak ingin dia ada disisiku lagu. " Ucapku.Aku memutuskan kembali apa yang harus aku pilih untuk yang kedua kalinya, menentukan siapa yan memang pantas berada disisiku da yang harus aku pilih diantara mereka." Keyakinan hatiku menunjukan Ranggalah orang yang tepat jadi kekasihku, semoga dia dapat berubah dengan seiringnya waktu yang berjalan. Aku yakin dia juga menyayangiku untuk mencintaiku kembali.Disitulah aku memutuskan Dhika kembali untuk yan kedua kalinya. " Sungguh tega memang diriku ini. "Ucapnya bersalah'Aku meminta Dhika untuk bertemu dengaku malam itu, disitu pula aku merasa takut dengan ucapanku untuk Dhika.oke, JUJUR itu lebih baik dari pada berbohong. " Ucap Bila." Bila mencoba merubah suasana tak setegang mungkin, saat itu pula ucapan pertama yang keluar dari mulut Bila, yaitu "MAAF", perlahan ia mengungkapkannya kepada Dhika, " Dik, maafin aku yah untuk yang terakhir kalinya, aku tahu aku selalu buatkamu kecewa, selalu nyakitin kamu, seing kali berbogong. Tapi aku yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk Kita.Sebenarnya aku menerima Rangga lagi sebelum aku ulang tahun, tadinya aku berniat untuk balas dendam, tapi..ucapanmu itu benar.

Rasa ini berubah menjadi sayang. " Ucapnya perlahan dengan serius."Bil, lu tega yah sama gue..? "Ucap rangga yang kesal."Memang gue kejam sma Loe Dhik, gie tau ko loe bakal semarah ini sama gue.." Tapi maafin gue..!!! pliiiissss " Ucap Bila berkali-kali." Dhika begitu saja pergi meninggalkan Bila, " Hati siapa yang tidak sakit orang yan selama ini ia Cinta, ia sayang, Dia malah memberikan kejutan yang sepahit ini untuk yang kedua kalinya." Stelah gue memilih Rangga, Dhika pun tak pernah muncul lagi dalam hubungan kita. Tak pernah ada kabar sama sekali dari Dhika, tak sedikit pun ia mengabariku.Hunganku dengan Rangga sudah berjalan 5 bulan lebih, tapi ternyata orang yang gue sayang, orang yang gue pilih dia malah berulang kali buat gue nangis. Tapi....kalu aku bandingan dengan Dhika, dari petama kami jadian, Dhika tak pernah sedikitpun buat gue nangis dan nyakitin.Itulah hal yang berbeda diantara mereka, mungkin ini jawaban atas keputusan gue yang gue ambil dari semua itu." Ternyata cinta itu rumit, bahkan ada orang yangrela tersakiti dengan mengalahkan rasa sayang yang mereka punya. Bertahan demi suatu harapan agar tetap bisa bersama orang yang gue sayang saat ini. Walaupun bagaimana keaadaan hubunganku dengan Rangga, gue bakal mempertahankan ini sebisa gue.Dan buat Dhika, gue cukup bahagia liat loe bisa bahagia lagi, walaupun bukan sama gue. Gue yakin tuhan bakal ngasih yang terindah seorang cwe yang loe sayang dan gak bakal pernah nyakitin loe. "Cuma itu harapan gue, " Ucap Bila." Mungkin sampai sekarang, Dhika gak pernah bisa maafin kesalahan gue. Dan gue juga tau pasti berat bangetbuat maafin atas apa yang telah ia terima dari diri gue." Tapi, yang jelas setelah gue mengetahui dia sudah menemukan pengganti yang jauh lebih baik dari gue. Gue cukup bahagia, dan semoga dia bisa bahagia kelak dengan kekasihnya yang lain.Dan suatu saat nanti harapan gue cuma satu, yaitu kata "DIA MAAFIN GUE". Gue juga punya harapan lain untuk hubungan gue sama Rangga, Rangga punya hati sebaik Dhika. " Ucapku penuh do'a. " Dan suatu saat pun nanti, tak tau kapan dan sampai kapan gue bakalan minta maaf lagi, dan gue bisa berteman baik dengan Dhika, walaupun bukan sebagai "KEKASIH"...End... :)

Senin, 09 April 2012

Setangkai Mawar Terakhir Untuk'ku





" Lelah aku meratapi semua yang ada dalam isi hatiku, sesaat ingatanku membuka kembali bayangan yang pernah menjelma dalam mimpiku. Seseorang yang pernah menjadi setitik kebahagian, seberkas cahaya yang pernahmenyinari dalam hidupku.
Ketika itu pula dia menghilang dan meninggalkanku tanpa sebab, sesekali ucapannya membuatku ragu dan tak percaya.Vino, dia orang yang aku sayangi saat ini ". Ucap Anggi.Dia bagaikan tak terganti oleh siapapun kecuali ada orang yang benar-benar bisa menjadi dirinya, semua hal apapu itu aku selalu mencurakhannya pada dia.Vino kekasihku dan satu-satunya orang aku sayang. Tapi kita memiliki perbedaan yang besar dan tak mungkin bisa disatukan untuk selamanya.



****Keyakinan kami berbeda, dia yang memeluk agama khatolik sedangkan aku memeluk agamaku yaitu islam.
Disisi lain aku tau itu tak diperbolehkan, tapi kenapa aku sampai sekarang masih mempertahannkannya. " Vino sayang sama aku, dia mencintaiku apa adanya, dia bisa menerimaku dengan keadaan apapun. Itulah yang membuatku suka pada dirinya, walaupun kita berbeda tapi kita selalu menghargai posisi masing-masing. Perbedaan memang menghalangi kita berdua, kedua orang tua ku pun tak pernah menginginkan ini terjadi, mencintai hal yang tentu dilarang oleh agamanya." Andai...semua ini dapat aku lewati dengan ikhlas, aku rela meninggalkan orang yang aku sayang demi kebaikan masing-masing. "Ucapku perlahan.
Tapi Vino selalu meyakinkaku untuk tetap bertahan, walaupun mereka jauh lebih menentang hubungan kita. Bahkan kedua orang tua Vino pun tak menginginkan kami bersama." Dengan wajah yang terlihat pucat, dahinya mulang mengkerut. terlihat sosok pria yang menghampiriku, entah itu siapa tapi ternyata itu Vino. Keadaannya pun sangat mencemaskan, ia terlihat lemas dan kerap kali iya pingsan." Aku tidak tau apa yang terjadi dengan Vino. " Tanyanya sembari cemas. Apa dia menyembunyikan
sesuatu terhadapku..? Aku takut suatu saat nanti Vino
meninggalkanku. " Ucap
Anggi dengan rasa
takut.

Tuhan...aku mohon jangan pisahkan aku dengan Vino, aku sungguh menyayanginya... "Ucapku setengah khawatir.

Vino kembali memeluk'qu dengan erat, bahkan ia tak ingin melepaskan pelukannya untuk'qu, tiba" air mata ini mentes dengan sendirinya. Entah apa yang kerap aku rasakan itu hanya sesaat atau untuk selamanya..? " ucapku bertanya dalam hati.

Kesendirianku yg dulu bukan karna Vino, melainkan karna orang yang pernah menyakitiku untuk kesekian kalinya. Dia datang dan pergi bagaikan angin yang berhebus kencang saat ia ingin melukaiku.
Beribu cara ia mampu membuatku jatuh cinta padanya, jatuh cinta untuk kesekian kalinya setelah ia menyakitiku kembali. Tapi entah kenapa perasaan ini selalu memafkan apa yang telah ia lakukan kepadaku......'"
Setelah aku memahami semuanya, aku lelah dengan perasaan yang pernah aku punya untuk dia. Bahkan setiap saat aku ingat padanya, rasa ini lah yang membuatku bertahan untuk mencintainya.
Bertahan dengan cinta yg kupunya, rasa sayang yg masih ada sampai saat ini.
Aku mencintainya dengan rasa cintaku yang tulus, tapi nyatanya dia membalasnya dengan sebuah luka yang tak ku inginkan.
Dia kerap kali mmbuat hati ini bagaikan tak bernyawa. Rapuh setelah ia berhasil membuatku jatuh dalam pelukannya lagi.
Lelah memang, tapi aku yakin kalau suatu saat nanti tuhan mmberikan waktuku bersamanya aku tak ingin mnyia-nyiakannya lagi.
Semoga dia sadar kalau aku menyayanginya.

Tapi saat ini aku sudah dengan Vino, tak seharusnya aku masih menyimpan prasaan ini. Aku belajar untuk melupakannya demi Vino kekasih terbaikku saat ini.
Vino selalu meyakinkanku kalau dia bisa menjadi orang yang terindah setelah mereka yang aku cinta.

Vino selalu meyakinkanku kalau dia bisa menjadi orang yang terindah setelah mereka yang aku cinta.
Vino menggemgam erat tanganku, saat dia membisikan kata sayang. Dia mengucapka kata untuk aku tidak mengingat masalaluku.
"Gie, aku ngerti smua perasaanmu, aku cuma ingin kamu yakin aku disi bisa lebih baik dari Dia yang menyakitimu dulu. Dan aku akan jadi orang yang terindah buat kamu. " Ucap Vino dengan penuh perasaan".

Dalam hati kecilku mungkin ia yg terbaik untukku saat ini, tapi aku tidak ingin suatu saat nanti dia menyakitiku. "ucapku dalam hati'.

* Aku sadar masalalu itu hanya sepenggal kisah yang terlewatkan. Dan tidak seharusnya mengenang masalalu itu, harusnya aku jadikan itu sebuah pembelajaran untuk bisa lebih baik lagi.

Terlintas sudah pikiranku diantara orang-orang yang pernah singgah dimasalaluku, namun Vino masih menggenggam erat jemari tanganku, seakan takan pernah ia lepaskan.
 Begitu erat genggamannya ketika itu pula aku mampu bersandar dibahunya.

Sesekali kedua matanya yang merona, dengan sebuah senyuman dilesung pipitnya.mampu membuatku terdiam dalam sunyinya malam yang gelap dengan awan hitam, tetapi tetap mampu memancarkan cahaya dengan satu bintang yang terlihat begitu terang.
sesaat Vino menatap wajahku begitu tajam, dia menggerakkan kedua tangannyamenyentuh pipiku, lalu ia sontak mencium keningku dengan penuh perasaan dengan sebuah ucapakan kata "Aku mencintaimu " Ucap Vino dengan nada lembut.
*****
belum selesai..

Jumat, 06 April 2012

* Di'ultah k'17 tahunku (kehilangan'y) *



Tepat pukul 00.00 WIB.

‘’Happy B’dAy Sisil, SLamt Ultah yAch yaNg k 17,’’ kulihat rangkaian kata di layar ponselku. itu dari teman"ku yg mungkin sengaja mengucapkan ditengah malam seperti ini,  Rasa ngantuk yang masih bertengger di kepalaku, memaksaku membuka kelopak mataku untuk mengetik ucapan terima kasih kepada si pengirim. Kemudian kucoba untuk melanjutkan tidurku. Lagi-lagi getar ponselku tak berniat untuk diam. Kucoba meraih ponselku lagi, kulihat tertulis 2 massage, namun tak kuhiraukan. Selang beberapa menit getarnya membuat aku harus membuka mata. Sekarang sudah tertulis 5 massage.
Oke, sekarang aku bangun, batinku.

Kubuka satu-persatu pesan yang masuk, semua berisi pesan yang sama. Sekarang ngantuk di mataku telah pergi. Dengan gesit jari-jariku menekan keyped untuk membalas SMS tersebut. Setelah itu kuletakkan kembali ponselku di samping bantalku.
‘’Masih ada yang ingat hari ulang tahunku,’’ ucapku bangga.

Sekarang aku 17 tahun, semoga semua berjalan dengan baik dan semoga hubungan aku sama dia baik" aja. "ucapku" ketika sambil mencoba untuk tidur kembali.
 Lima menit, 30 menit dan sekarang sudah pukul 01.00 WIB, dari semua SMS yang masuk ke handphone-ku, tak satu pun tertulis pesan atau telepon dari pacarku. Reno.

kucoba untuk menenangkan hatiku, pikirku dy mungkin akan memberikanku kejuatan dihari ultahku ini, beberapa saat aku ingat kembali Reno, suasanan hatiku saat ini galau, ku pikir dihari ultahku ini, dy adalah orang yg pertama ucapakan kta" itu padaku. tapi...ternyata tidak.
kecewa, kini menyelimutiku malam ini, kutunnggu" kabar dari dia nampaknya percuma. entah dy sedang berpikir apa sehingga membuatku seperti ini.
Reno bisa dibilang cinta pertamaku, hari ini di hari ulang tahunku, hubungan kami juga genap 5 hari. mungkin ini bagiku kado yg terindah yg pernah kupunya di ulang tahunku yg ke 17 aku bisa bersama orang yg aku sayang. hubungan kami emang dibilang masih baru namun semua itu butuh peroses buat sampai saat ini, kini aku menjalani ini semua apa adanya, aku pun tak tau bagaimana nnati aku masih bisa bertahan dengan Reno. Aku mencoba berpikir semua yang baik tentang dia.
    Mataku terpejam tapi tidak tidur, otakku membuat rangkaian cerita yang manis. Kucoba mengulang waktu sebulan yg lalu saat awal perkenalan kami yang masih terbenak di ingatanku. sebuah buku Diary selalu menemaniku menorehkan pena ini dengan rangkaian kata" yg mungkin disinilah tempatku bercerita. sebuah buku diary yg lusuh dengan penuh goresan" pena yg selama ini menemani hari"ku, buku ini bisa dibilang sahabat kecilku, yg mampu menuangkan segala amarah dan bahagiaku saat aku bersamanya.
   " Sesuatu yang harus aku perbaiki dengan bertambahnya umurku. Sesekali bibirku tersenyum ketika ingatanku tiba di waktu Reno berhasil membuatku kagum dan akhirnya lima hari lalu  dia resmi menjadi pacarku.
banyak cerita yg berkesan dengan kehadiran Reno, dan sesekali Reno selalu membuatku bahagia saat dy selalu ada saat aku butuhkan, dy pengertian, baik dan satu hal yg membuat Reno beda dengan pacar"ku yg sebelumnya, dy mampu membuatku selalu tersenyum untuk tetap semangat. "semangat yg tak pernah padam saat kehadiran dy waktu itu, sering kali dy selalu mengingatkanku untuk makan, shalat, dan lain". Seolah" selalu ada yg menyemangatiku setiap pagi.

"Malam ini tak seindah apa yg aku pikirkan, aku kira, aku bisa ditemani Reno saat" hari yg penting buatku, tapi ternyata tidak. Sekarang tak perlu kuhiraukau itu semua, mungkin Reno akan membuatku kejutan dihari" berikutnya. ucapku,
perlahan-lahan rasa ngantuk pun kembali, kupejamkan mata sembari berdoa.. "tuhan..apabila aku masih diijinkan untuk bersama reno, aku mohon jagan pisahkan kami" sedikit Doa'ku ucap.
Lama menunggu membuat otakku lelah berpikir dengan imajinasi ku sendiri, aku pun tidur. Aku tak mempedulikan lagi getar di handphone-ku.
Saat sinar mentari pagi menyusup ke celah-celah jendela kamarku, matakupun terbuka. Aku bangun dari tidurku, kulihat ponsel,Tertulis 10 kali miscall dan 8 SMS. Semua dari teman-temanku, tidak ada yang dari Reno. Tapi aku masih tetap berpikir positif tentangnya. Kuambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamarku, dan kulangkahkan kaki untuk membersihkan tubuhku.
lalu kuberanjak melangkahkan kaki ini kehalaman belakang rumah, angin sepoy" menyapakku, suasana pagi yg begitu indah dengan ditemani teh hangat dan suasanan hatiku pun menjadi sejuk.
    sejauh ini tak kubayangkan itu berlalu dengan sendirinya. hanponeku selalu kepegang untuk menanti kabar dari Reno. setiap menit kunyalahkan hanpone itu, tapi tak satu pun smz dari Reno. entah dy menghilang kemana aku pun tak tau".
Aku coba menghubungi Reno, tapi tak diangkat juga telpon dariku. "aku sendiri tak tau harus berbuat apa lagi"
Tiba-tiba suara dari luar rumah terdengar smpe belakang halaman rumahku, nampaknya ada orang yg memanggil" namaku, beberapa kali suara itu terdengar makin kencang. segeraku menghampiri orang yg tengah memanggilku, nampak heran juga pagi" kaya gini udah ada yg manggil" depan rmah. aku kira tukang koran langganan mamahku. sebari berjalan menuju suara itu, selintas terlihat hanponeku nyala, aku pikir itu nampaknya kabar dari Reno. segeraku meraih hanponeku yg kutaruh diatas meja, dan kuhilat ada yg smz, tapi...itu bukan Reno.
sungguh menyebalkan.....beberapa kali aku menunggu kabar itu nampaknya hanya semu.
begitu banyak teman"ku yg peduli dihari ulang tahunku ini, tapi kenapa pacarku sendiri gak peduli dengan hari ulang tahunku ini..? "bertanya-tanya sendiri.
nampaknya suara dari luar makin terdengar, sambil kkuhampiri ku jawab panggilan itu..
"siapa yah dsna..? ucapku pada orang itu
terdengar suara perempuan, dan nampknya kukenal suara itu..
tak lama orang itu menjawab teriakanku,
" Sil, ni aku Reva temanmu.. ucap wanita itu
Sudah kukira itu pasti dia,
Ada apa Rev...? ko tumben pagi" gini udh teriak" didpan rumah gue..?
hehe...... maaf yh sil gue udh ganggu pagi" gini. "sapaan Reva sambil tertawa lebar".
Liburan yuk sil...? tnya Reva.
kapan" ajh yh Va, kaya'nya gue lagi gak mood nih...kesel gue Va sm Reno..
emg si Reno knpa sil..? dy ngasih kejutankan sm loe kya'a disinetron" gitu...??? tnya Reva.
sembari tertawa sisil pun kembali terdiam sejenak mengingat" tentang Reno. muka'y kembali murung saat Reva menanyakan itu padanya.
" Reva pun heran dengan sisil, dy tiba" diam dan tak mau bicara apa".
kenapa Sil sama Reno...? tnya Reva.
Va, gue tuh bukan orang yg beruntung yah..? gue kira di ultah gue yg ke'17 ini gue bakal dapet kado yg special dari orang yg gue sayang, tapi ini gak Va...Reno sama sekali gak ngabarin gue, dy ngilang gitu aja. Gue gak tau Va gue harus berbuat apa?? ucap Sisil dengan kesal.
sabar yh sil....mungkin Reno ada kperluan lain yg lebih penting. ucap Reva.
tapi kenpa dy sama sekali gak ngabarin gue sich..? se'enggaknya smz ke, ini gak sama sekali smz pun. pacar apa coba kalau dy kaya gitu. "Sisil.
udahlah sil jangan terlalu dibawa serius, mending kita jalan yuk..? teraktir gue donx, kan lu lagi ultah nih..!!! ajakan Reva sambil mengalihkan pembicaraan.

yaudah deh ayo gue teraktir lu Va, gue juga Bt dirumah sndirian,,,"ajakan Sisil.
emang kmn nyokap sama bokap lo Sil...? tnya Reva.
kedua orang tua gue sibuk tuh sma kerjaannya sampe" gak tau kl skarang gue ultah. ucap kesal Sisil.

Baju kaos biru, celana hitam panjang, sepatu kets dan tas sandang hitam menjadi pilihanku untuk pergi bersama teman-teman ku. Hari ini aku berniat mentraktir kedua sahabatku, Reva dan Vani. Mereka teman SMA-ku. Hampir beberapa pekan tidak bertemu, banyak cerita yang menjadikan kami lupa waktu. Termasuk ingatanku tentang Reno.

Dari awal aku memang terbiasa sendiri, terkadang meskipun Reno sudah menyandang predikat sebagai pacarku, namun waktuku banyak bersama teman-temanku. Aku sayang dia dan dia sayang aku. Tidak ada masalah dan kami mempunyai kegiatan masing-masing. Kami hanya banyak menggunakan komunikasi melalui handpone dan jarang untuk pergi berdua.

Nonton, makan dan hangout berjam-jam membuat aku, Reva dan Vany lupa akan jam yang menunjukan pukul lima sore. Aku sudah minta izin kepada Mama. Mama sudah menginzinkan aku pergi karena hari ini aku ulang tahun, apa lagi hari ini hari minggu. Papa dan mama sudah sepakat hari ini ingin di rumah, mereka tidak ingin ikut bersamaku.

‘’Rev, Van cabut yuk, dah sore,’’ ajakku sambil meraba isi tasku untuk mengabil handpone, aku panik. Kukeluarkan semua isi tasku tapi ponselku tak ada.
’Tinggal di rumah kali Sil,’’ sambung Vany mencoba menenangkan ku.

‘’Kayaknya iya, aku lupa masukin ke dalam tasku tadi,’’ sambungku pasrah ketika aku mencoba mengingat sebelum aku pergi tadi.
‘’Sil, Reno mana?’’ suara Vany menyadarkanku tentang Reno kembali.

‘’Enggak tahu juga, tadi malam dia enggak nelpon aku, SMS pun tidak. Padahal Ini ulang tahun pertamaku saat aku punya pacar. Kata orang biasanya yang bakal ngasih selamat pasti pacar, tapi kok enggak kayak cerita-cerita yang kudengar ya, ’’ jawabku sambil menghabiskan makanan di tanganku.
Mungkin dia sibuk, atau ponselnya lagi error kali, sambungku lagi.
‘’Kamu yakin nggak ada apa-apa?’’ Sahut Vany dengan muka serius. “Hari ini ulang tahunmu, dia tidak ada sama sekali nemui kamu?”

Aku diam, aku merasa semua baik-baik saja. Mungkin Reno lagi sibuk atau apalah. Ini cuma hari ulang tahun . Bukan hal yang besar, dunia juga tidak bakal runtuh kalau dia lupa dengan hari ini. Aku Cuma tersenyum, mendengar ucapan Veny.

‘’Sisil, kamu terlalu cuek dengannya, kau sayang dia, tapi kamu tidak perhatian sama dia, nanti nyesel baru tahu rasa,’’ celoteh Reva panjang-lebar kepadaku.

Sepanjang perjalanan pulang aku mencoba memutar kembali rekaman ucapan Reva dan Vany tadi. Aku tidak bisa setenang tadi, rasa cemas hilang- timbul pada diriku.
tiba-tiba rasa cemas itu muncul lagi saat kedua sahabatku menanyakan keberadaan Reno dihari ulang tahunku.
setibanya dirumah, nampaknya rumahku begitu sepi, kedua orang tuaku pasti lagi pergi.
‘’Duh pada ke mana ya, mana handphoneku ketinggalan di dalam lagi,” ucapku kesal karena kecerobohanku.
tiba" mamah mengabariku untuk segera kerumah sakit,  aku tidak tau siapa yg sakit, tapi bayangan tentang Reno sangat melekat pada saat itu, perasaanku enggak enak, seolah" ada sesuatu yg terjadi pada Reno.
Tanpa pikir panjang aku langsung masuk ke dalam mobilku dan bergegas ke rumah sakit. Jantungku tidak beraturan, cemasku bertambah, wajah Reno melekat di ingatanku.


Hentakan kakiku membuat mata di sekitar ruangan rumah sakit melihat ke arahku. Kakiku berhenti lima puluh meter dari tempat Mama duduk di salah satu kamar rumah sakit. Air mata mama keluar. Wajah mama pucat. Banyak teman dan keluarga Reno berkumpul di ruangan. Kakiku seperti terikat beban untuk melangkah ke kerumunan keluarganya. Mama sadar akan kedatanganku. Dia menghampiriku dan memelukku erat, erat sekali. Semua mata kasihan tertuju pada kami. Dari kamar keluar sebuah tempat tidur. Di sana sedang tertidur wajah orang yang aku sayangi tertutup kain putih. Kulepaskan pelukan mama dari tubuhku. Kulihat dengan dekat wajah pria yang tertidur itu, air mataku mengalir tak henti. sontak ternyata pria itu adalah Reno orang yg paling aku sayangi. Aku begitu tidak percaya dengan kejadian ini, aku meyakinkan pada mamah ini hanya mimpi kan mah...? aku hanya sedang tertidur dam memimpikan Reno, karna aku rindu sekali dengan dia.
"mamah kembali memeluku begitu erat, dia meredamkan amarhku pada saat itu. Mamah berkata itu adalah Reno nak,,,kamu harus kuat menerima kenyataan ini..?
beberapa kali aku tidak percaya dengan semua ini, bagiku ini hanyalah mimpi saja. Tapi....takdir mengatakan lain, aku menghampiri laki" itu yg sedang tertidur pulas dengan selimut kain putih.
Aku lemas saat aku mengetahui orang itu adalah Reno pacarku. Aku teriak memanggil Reno...batinku begitu berat menerima kenyataan ini. Kepalaku pusing, nafasku sesak, semua terlihat gelap. Aku tidak ingat apa-apa lagi.
setelah aku sadar kembali, mamah menghampiriku dengan membawakan segelas air putih mencoba menenangkanku. " Aku pun bertanya kepada mamah.
mah...apa yang terjadi sama Reno...? tnyaku sambil meneteskan air mata.
Reno kecelakaan Sil, kejadian itu terjadi saat Reno sehabis kerumah kita untuk menemuimu. Reno menenyakan kamu, berhubung kamu gak ada dirumah, mamah bilang sama Reno kalau kamu lagi pergi sam Reva dan Vany. ucap mama.
terus Reno ngomong apa lagi mah...? tanyaku lagsung.
Reno cuma menitipkan sesuatu ke'mamah nak, dan satu helai surat yg untuk kamu. ucap mamah
ini bukan waktu yg tepat untuk mamah cerita lebih panjang lagi, aku segera keruangan itu, dan Reno sudah terbujur kaku dengan ditutupin kain kafan putih.
Air mataku tak berhenti menetes, dan aku gak percaya kalau orang yang aku sayang harus pergi meninggalkanku selamanya. sesekali aku menyadarkan Reno dan membangunkannya. Namun.....tak ada jawaban dari dia, aku menggenggam tangannya dan aku ucapka..." RENO.....bangun,,ini aku Sisil.
kamu harus bangun Reno, jangan tinggalkan aku sendiri, aku sayang kamu...
Kata-kata itu beberapa kali aku ucapkan, tapi Reno tetap saja tertidur. mamah menyadarkanku kalau Reno sudah meninggal.
Reva dan Vany menghampiriku dan memeluku sangat erat, mereka begitu peduli padaku.
Reva mengatakan sesuatu kepadaku, " Sil, kamu harus kuat yah menerima semua ini, mungkin ini sudah kehendak Allah. kamu harus tegar, kita yakin ko, dibalik cuek'y Reno saat ulang tahunmu, pasti dia sayang sil sama kamu..."ucap Reva"
iya aku tau Rev, tapi kenapa harus secepat ini dia ninggalin aku...???
mungkin ini udah takdirnya Sil, kamu harus terima dengan iklas. ucap Reva.
Semua keadaan diruang itu menjadi duka, tangisanpun tak pernah henti menangisi kepergian Reno.

         "kami semua mengantarkan Reno ke'tempat peristirahatan terakhir'y. Ketempat pemakaman.
Seperti mimpi paling buruk melihat Reno ditimbun dengan tanah, Reno sendiri di sana.
‘’Sayang kita harus ikhlas Reno  pergi,’’ ucap mama saat masuk ke kamarku.
‘’Iya Ma, aku ikhlas semoga Reno dapat tempat yang layang di sisi Yang Maha Kuasa,’’ jawabku seadanya.
Ini ada kado dari Reno, mama lupa bilang sama kamu. Kemarin sebelum Reno dibawa kerumah sakit, Reno sempat ngomong sama mama, kado yg iya titipkan harus dikasih sama kamu,  HP kamu tinggal saat itu jadi mama tidak bisa memberi tahu kamu. itu hari terakhir dy saat sebelum kecelakaan itu terjadi,’’ ucap mama sambil memberikan bungkusan pink berukuran besar ketanganku.

‘’Iya, makasih Ma,’’ jawabku singkat pada mama.
Mama pun keluar meninggalkan aku dan bungkusan itu. Sadar akan keberadaan handphone-ku yang sudah tidakku lihat selama sepekan ini, tanganku mencari-cari ponsel itu. Akhirnya kutemukan di selipan ujung kasur tempat tidurku. Tertulis 20 SMS dan 111 kali panggilan tak terjawab. Kubuka panggilan tak terjawab, kulihat deretan nama teman-teman SMA-ku. Reno juga salah satuya.

Dia menghubungiku 35 kali. Kulihat waktu panggilanya. Ini kan ketika aku lagi pergi sama Reva dan Vany, ucapku pada diri sendiri.
Kubaca juga pesan yang masuk, tertulis selamat ulang tahun dan pesan ucapan duka cita dari teman-temanku. Kuhentikan jemari saatku menemukan pesan dari Reno, ada ucapan selamat ulang tahun  dan pesan yang membuatku teringat pada kata Reva dan Vany. Entar nyesal baru tau, ucap mereka saat itu.
itu kata yang masih mengganjal hatiku dan menyesakkan bagiku.

Kubuka kado dari Reno yang terletak di depanku. Kotak besar yang terbungkus kertas kado warna biru, dia tau sekali warna favoritku. aku segera membuka kado dari Reno, dan ternyata isinya sebuah sepasang boneka yg bertuliskan " I will always love you forever"  kado yg sangat special buatku, kado itu sudah lama aku inginkan saat kami jalan berdua dan melihat sepasang boneka yg berluliskan seperti itu, tapi nampaknya dulu Reno tak merespon keinginannku yg menginginkan boneka itu., yang sangat aku inginkan dari dulu.
Reno mengingatkanku kembali saat pertama dia bilang suka padaku. saat jalan bersama, itu hari yg terindah yg pernah aku lewati, masih terimpan dalam benakku saat kejadian itu, dy menggenggam tangannku dan mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku.
        "pelukannku sangat erat saat dy menggenggam tanganku dan lebih meyakinkan bahwa dy memang benar" menarur hati padaku.  Di selipan kado itu kutemukan kertas bertuliskan, Dear Sisil, wanita terindahku. Kubaca satu demi satu kalimat yag ada di kertas itu. Air mataku menetes pada kalimat Aku sayang kamu, tapi aku merasa kamu tidak sayang padaku. Semoga dengan bertambahnya umur kamu, kamu lebih dewasa untuk menghargai sesuatu yang penting di hidupmu, khususnya perasaan orang-orang yang menyayangi kamu.
Aku sayang kamu sisil, kamu harus bisa walaupun tanpa ada aku.
itu ucapan Reno yg kembali membuatku menangis, entah memang ini sudah bertanda bahwa Reno akan pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya.
from: Reno ferlian
           kulipat kertas itu, sejenak ku rebahkan tubuhku dikasur, sesekali semua bayangan yg pernah aku lalui itu kembali muncul, sosok cowok seperti Reno gak ada lagi kini.
Semua hanya tinggal kenanggan, tak ada lagi orang yg merinduku, memberi perhatian yg selama ini menyemangatiku. semua hal itu sangat berarti buatku.
Reno....kau adalah orang yg terindah yg pernah aku kenal, tak ada lagi peria sepertimu yg bisa menggantikan sosok kamu. aku janji.....aku ingin seperti serius, seburuk apapun cuaca diatas sana aku dapat bersinar terang untuk menani kamu dalam kegelapa.
kini, buku Diary sudah penuh dengan goresan penaku, ini semua kupersembahkan untukmu Reno. buku Diary ini semua tentangmu.....hanya tersisa selembar kertas kosong yang masih bersih. dan kutuliskan.
Reno..semoga kau tenang disana, aku akan selalu mencintai kamu seperti kata yg ada dalam boneka itu
" I WILL ALWAYS LOVE YOU FOREVER".
...........................................................................