Minggu, 19 Februari 2012

* Tak Seindah Cinta yang Dulu *




" Cinta telah merubah segalanya, sesuatu yang diawali dengan indah dapat pudar dengan sendirinya.
 Cinta seharusnya tak berujung dengan kecewa, cinta itu akan merubah kehidupan menjadi lebih indah.
Entah kemana arah tujuan cinta ini, saat dimana aku tertatih dengan sebuah cinta yang aku miliki tak seindah apa cinta yang aku miliki lalu. Berjalan sudah langkah kaki ini menyusuri disetiap detik, disetiap hentakan kakiku utuk terus melangkah mengikuti sang waktu. Entah apa yang aku tuju, aku berlari tanpa aku sadari siapa yang aku cari..? cinta atau kah benci yang nanti aku dapati  pada seseorang yang saat ini aku cari...??? Aku percaya perjalan hidup itu butuh pengorbanan untuk membuat orang disekeliling kita bisa merasakan kebahagiaan. Percaya dengan sepenuh hati cinta itu sangat menyempurnakan hidup kita.


Pagi yang sejuk dengan sebuah harapan bahwa hari esok dan seterusnya aku menemukan orang yg tepat berada dihatiku, "ucapku lirih dengan penuh harapan.
Aku nengawali hari ini untuk tersenyum. "Ucap Sisil dengan senyuman manis dilesung pipitnya. Aku harap kesedihanku yg telah lalu tak pernah menghampiriku lagi bersama orang yang tak seharusnya aku pilih.

"Pagi itu aku segera merapihkan seluruh isi kamarku yang terlihat seperti kapal pecah, setiap sudut kurapihkan semua apa yang ada dilantai atau tempat tidurku. " Tiba-tiba mataku menoleh kearah kakiku, nampaknya aku menginjak sesuatu diujuk telapak kakiku itu.

Ternyata Selembar kertas berukuran kecil yang terlihat kucal. Saat itu pula aku melihat foto Dani yg aku injak tadi, mataku masih tertuju pada selembaran kertas yang mencuri perhatianku. Suasana kamar itu berubah seketika mengingatkanku ke masalalu. Berusaha tak mengingatkan itu semua, aku menghindari pandanganku dari foto itu, tapi ternyata aku tak berhasil. Ketika itu pula aku menggerakkan tanganku untuk meraih kertas itu dari ujung telapak kakiku yang aku injak tadi.

" Namun ternyata aku tak dapat menghindari pandanganku dari selembaran foto itu yang sedikit kucal, nampaknya aku mengingat sesuatu yang terjadi malam tadi. "Ternyata semalam tadi aku sempat menangisi sesuatu yang telah hilang dalam kisah ini. Menangis untuk seseorang yang aku cinta dan dia begitu saja meninggalkanku. " Ucapku kesal pada selembaran foto itu.
Ingin sekali rasanya teriak sekencang-kencangnya tanpa ada yang peduli sekeras apa pun aku teriak... " Arrrrrrrrrgggggghh.........!!!! " Teriaknya dengan kesal, Sisil tak mengiraukan disekelilingnya, walaupun teriakan suarannya bisa mebangunkan semua orang yang berada dalam rumahnya.
Dengan sedikit emosi yang mepengaruhiku, semua kenangan dari Dani serta selembar foto yang masih berada ditanganku ini dengan rasa kesal. Emosiku tengah memuncak, dengan sendirinya ku lempar foto Dani dan  hampir aku sobek. " Tapi bayangan Dani tiba-tiba muncul difikiranku ini, seakan menahanku untuk tak melakukannya.

Selepas amarahku tadi, aku mencoba melupakannya. Tiba-tiba kakiku mengarah kearah kaca, dengan keadaan bangun tidur, kupandang cermin untuk menatap diriku sendiri, telihat apa yang telah semalam aku lakukan pada kedua mataku ini..? "Nampaknya mata ini tlah berlinang air mata semalaman tadi, kelopak mataku pun terlihat membesar dan membengkak. Berusaha menyebunyikan tangisan itu dari orang lain yang pasti bertanya tanya kenapa matamu...??? "Heeemm...berusaha menghindar dari pertanyaan itu"

          "Rasanya aku pantas menangisi Dani" Loh kenapa??? "Ucapnya dengan meyakinkan diri sendiri".
Rasanya hati ini sudah rapuh, sehingga tak pernah ada orang yang menyayangiku dengan tulus, secerca harapanku telah lenyap menghilang tak tau kenapa harapanku itu musnah perlahan.
"Kenapa harus aku yang kecewa??? Tuhan...tolong aku, aku hanya ingin bahagia bersama orang yang aku cinta. Apa aku salah tuhan???? "Sedikit amarahku saat itu.

"Ku rasa semua orang pantas bahagia dengan apa yang dia punya, kenapa tidak dengan aku??? "Bahkan teman-temanku sering kali memamerkan kebahgian itu kepadaku".
Mereka pantas bahagia, karna mereka saling menyayangi satu sama lain. "Tapi itu bukan seperti aku"
Selalu saja aku merasa iri dengan teman-temanku itu. Aku ingin juga seperti mereka yang bisa bertahan sampai sekarang dengan pasangannya. "Lupakanlah Sil, kamu adalah kamu. mereka adalah mereka, garis kehidupan orang itu berbeda, jadilah diri sendiri itu yang lebih baik". Gumamnya dalam hati.


Sesaat setelah Ia mandi menyegarkan tubuhnya, berdiri Ia di depan cermin di samping pintu kamarnya yang setengah membuka. Ia menatap wajahnya, berusaha menciptakan senyum sebagai tanda semangat untuk memulai harinya.
“Semangat,..!! kau tak boleh jatuh terpuruk seperti ini, Sisil !!" Masih banyak waktu yang dapat kau isi agar hidup ini lebih bermakna”. Berbicara sendiri ia di depan cermin sambil menyentuh bayangan wajahnya. "
“Hari ini, besok atau pun lusa kau harus tetap semangat mengahapi hari-hari tanpa Dani ! Jangan kecewakan hatimu”.Yakinlah hari esok aku menemukan orang yang lebih baik dari Dani.  " Seakan orang lain yang berbicara kepadanya saat itu.

"Satu-satunya orang selalu care dan perhatian terhadap apa yang saat ini aku rasakan ialah Sahabat, mereka selalu ada saat aku terpuruk, bahkan mereka selalu memberi masukan yang amat lebih baik dari pilihanku sendiri.
" Rara, Mega, Dan Reva, mereka adalah sahabatku semasa kecil. bahkan kami pun saling mengetahui karakter masing-masing. Mereka yang selalu setia menemaniku suka dan duka. Mereka pulalah teman terbaiku. "Bahkan aku tak tau bagaimana menanggung beban sendiri kalau saja tanpa mereka." itulah gunanya sahabat, "Tak hanya dalam keadaan senang mereka selalu bersama, tapi disaat kesedihan itu mendera mereka siap ada disamping kita untuk tetap ada suka maupun duka.

"Dulu saat aku dekat dengan Dani, mereka memang tak mengetahuinya, bahkan aku tak sedikit pun cerita tentang kedekatanku dengan Dani, aku hanya takut mereka melarangku karna mereka belum mengenal Dani.

"Aku saja yang awal mengenal Dani belum tau siapa dia sebenarnya, aku hanya dengar dari teman-temannya saja yang mencirikan Dani itu orang yang baik. "Bahkan sempat saat awal kenalan, dia meyapaku dengan sopan dan baik.
Justru saat itulah aku merasa tertarik padanya, Pria yang sopan dan baik adalah salah satu kriteriaku, Wajah yang cukup tampan kulitnya yang terlihat agak putih, tapi gak putih-putih amat sich...ya bisa dibilang sedang-sedang saja. "Gambaranku pada sosok Dani"

****

Pertama kali aku mengenal Dani saat itulah awal pendekatanku dengan dia, kerap kali dia selalu menanyakan kabarku lewat pesan singkat yang iya kirim lewat ponselnya, perhatianpun ia tunjukan kepadaku, bahkan melebihi perhatian sebagai seorang teman yang baru saja saling kenal.
"Hatiku pun berkata lain tentang hal ini, sesekali aku selalu bertanya pada diriku sendiri "Apa maksud perhatian yang Dani berikan kepaku itu"? Ucapku sambil menghelakan nafas.

Perlahan aku baru menyadarinya kenapa pria yang perhatian melebihin teman, ya bisa dibilang juga mungkin dany care sama kita, atau punya perasaan lebih dari teman? "Ucapku dalam hati".

"Selepas itu aku sadar aku tak perlu berharap lebih dengannya, toh belum tentu Dani juga punya perasaan terhadapku, "lupakan Sil,,jangan geer sendiri, malah nanti bisa gigit jari. Biarkan waktu yang menjawab semuanya. "Ucapku.

"Setelah pendekatan kami mulai diketahui oleh sahabatku, saat Reva meminjam ponselku saat itulah Reva mengetahui ada nama Dani di ponselku, ia pun menanyakan Dani itu siapa Sil..?" Ucap Reva.
Dengan ragu-ragu aku pun memberitahukannya pada Reva.
"Ohh, Dani itu......Katanya menggantung menandakan Sisil Ragu memberitahukannya kepada Reva.
Lalu ia dengan lancang, Dani itu temen gw Va. knp,loe kenal? "Ucapku sedikit lantang.
Lah, gue baru aja denger Dani dari loe, gw gak kenal ko, Cie..cie...Temen apa Pacar????? "Ucap Reva.
Temenlah, Pacar dari mana gue?? Gw baru kenal ko sama dy minggu-minggu kemaren, ko Loe gak cerita sih Sil? "Kata Reva dengan sedikit kesel..
Maafin gw Va, gw baru cerita sekarang. Takutnya loe gak setuju ajh kalau gue punya kenalan yang blom loe kenal sama temen-temen lainnya. "Ucapku dengan nada rendah.
Nyantai aja kali Sil, gw selalu dukung ko siapa ajh bertemen sama loe, asal lo bisa jaga diri ajh dan jangan mudah percaya sama orng yang baru kenal. "Nasehat Reva.
Va, makasih yah loe selalu care sama gw, iya deh gw bakal jaga diri dan gak seharusnya percaya sama omongan yang baru gw kenal. "Guramku pada Reva.

Setelah Reva mengetahui kedekatanku dengan Dani, Rasanya hati ini menajdi lega karna mereka sahabat yang baik selalu mendukungku dekat dengan pria siapa saja, selama pria itu baik.."Ucapku bangga mempunyai teman sepeti mereka".

hari-hari telah berlalu, waktupun semankin menujukan kenapa perhatian Dani samapai saat ini masih ia berikan kepadaku.
Malam ini aku tak punya rencana kemana-mana, walaupun malam ini malam mingu. Tapi aku tiadak punya pacar jadi aku menghabisakan Satnite bersama keluargaku saja dirumah.
"Andai aku punya pacar, pasti aku tidak pernah kesepian saat malam minggu itu tiba. Tapi aku mencoba menghibur diri sendiri dengan mendengarkan lagu favoritku saja.
"Tiba-tiba Nada dering ponselku bunyi, segera aku mengambil ponsel yang kusimpan dimeja kamarku. "Nampaknya ada yang smz padaku, terlihat 1 Message dari Dani.
from: Dani
"Sil, kamu sedang apa?
apa aku boleh malam ini kerumahmu??

heeemmm....nampaknya Dani malam ini ingin kerumahku, tak lama aku membalas smz dia.

"Lagi dirumah ajh Dan, tentu saja boleh.
ditunggu yah.
Send : Dani

tak lama sekitar setengah jam dari Dani smz tadi, ia terlihat sudah berada didepan rumahku, Ia pun lalu masuk dan mencari kedua orang tuaku.
"Sngatlah pria yg sopan. "Ucapku senang.

Kedua orang tuaku pun melihat Sosok pria yang mengucapkan salam itu, lalu Dani menghampiri ibu dan bapakku, ia Mengetuk pintu rumahku, sesudah ibuku membukakan pintu, Dani pun langsung dipersilahkan masuk. sambil basa basi menanyakan Sisilnya ada bu? "Ucap Dani.
" Ada ko, nanti tante panggilin yah, kamu siapa? "Ucap ibuku dengan Ramah'.
Saya Dani tante, temannya Sisil. "Ucap dani.
Yasudah nanti tante panggilkan Sisil dulu, silahkan duduk.

Setelah ibuku memanggilku, aku pun lalu menghmpiri Dani, Rasanya seperti oarang yang mau kencan bareng pacar yang kegirangan saat ia datang. "Namun itu hanya perasaanku saja."

Tapi ternyata Dani kerumahku untuk mengajakku jalan keluar, "Yaampun...apa bener ya? apa ini cuma mimpi? "Ucapku Tak percaya.
sesudah aku meminta izin keluar, dan orang tuaku pun mengizinkannya. kami pun melangkah bersama denga rasa bahagia bisa merasakan moment sperti ini.
"Dani memengang tanganku dan mengajaku untuk berboncengan dengan dia, "Sungguh rasanya sperti melayang tinggi bersama burung yang indah"
Ia menggandeng tanganku kan mengucapkan sesuatu yang tak kuduga.
Sil, bolehkah malam ini aku membuatmu tersenyum?? "Sunggu Romatis yang Dani ucapka itu"
Tentu saja Dan, aku ingin selalu tersenyum bersama orang bisa membuatku tersenyum yaitu kamu. "Ucapku sedikit senum-senyum sendiri.

Dalam perjalanan, suasana angin malam menyusuk kedalam dada ini, rasanya angin mewakilkan perasaanku yang lagi seneng.
Dani menggenggam tanganku untuk memeluknya saat mengendarai motor yang aku bonceng itu.
"suasana yang romantis, Rasanya aku ingin merasakan ini setiap ada orang yang aku mulai suka. "Ucap sisil dalam hati.

Nampaknya detakan jantungku mulai tersa saat berada disisi Dani, begitu nyaman dan bahagia saat aku bersamanya...
"Tuhan..Apa yang aku rasakan?? Apa aku lagi berasa disebelah orang yang aku cari selama ini..? "Gumamanku dalam hati kecil".
Dani memang benar-benar selalu memberikan kejutan kepadaku, Ia mengajakku ketempat yang indah.
Disebuah taman yang sangat romantis ia mengajaku ketempat itu, entah apakan i ni sungguh nayata ataukan hanya ilusiku saja.?



Tapi ternyata oni sungguh kenyataan, aku tak sedang bermimpi untuk kedadiran seseorang. Mimpi ini memang benar nyata, tak ku duga dengan apa yang aku rasakan saat ini. Ditempat itu juga Dani dengan keadaan sedikit gugup mencoba mengatakan sesuatu padaku, sesaat matanya terlihat bersinar saat menatapku, tatapan matanya berbinar penuh dengan cinta.
 Senyum ini selalu ada di setiap detik dirinya menatapku, entah apa yang aku fikirkan aku hanya mampu tersenyum saat mendengar dirinya mengatakan “aku sayang kamu. Mau kah kamu menjadi pacarku?”
Tak mampu ku menjawab rasa bingung pun menderaku saat itu. Nampaknya baru dua kali kita ketemu, baru satu kali kita jalan bareng dia sudah berani mengatakan cinta padaku.

Mungkinkah ini cinta sesaat atau hanya pelampiasaan hatinya. Tapi sekali lagi dia mengatakan kata-kata cinta itu dan meyakinkan ku bahwa dia benar-benar jatuh cinta padaku sejak pertama kali dia bertemu. Dan kali ini aku mulai percaya kata-katanya karena dia mengatakannya dengan tatapan tulus penuh cinta. Aku pun mencoba meyakinkan hati ku bahwa benar dia yang mampu mengobati luka lamaku. Dengan lantang pun aku menjawab “iya aku mau jadi pacarmu”.

Senyum gembira itu pun merekah dari bibirnya yang merah alami lalu dia pun menggenggam tanganku erat dan mencoba meyakinkan bahwa memang dia yang selalu ada di saat aku susah maupun senang. Aku hanya mampu tersenyum, dan tersenyum. Lelaki berperawakan sedang, kulitnya yang putih itu nampaknya melepar senyuman termanis saat ia lega mengatakan apa yang diutarakannya tadi yang mampu meluluhkan hati ku yang membeku setelah 5 bulan yang lalu putus dengan kekasihku sebelum kehadiran Dani.
Tapi itu dulu, Dani kurasa sangat berbeda dengannya, ia mempunyai sosok yang lemah lembut, perhatian, dan mampu membuat orang disekelilingnya tersenyum. Tapi berbeda dengan kekasihku dulu, ia egois selalu saja aku yang harus mengalah demi hubungan itu, selalu tak pernah mementingkan keberadaanku. " itulah yang tak kusuka dari dia."

Tapi, kini luka lamaku tlah terobati dengan kehadiran sosok Dani yang menemani ku dihari-hari diselanjutnya nanti. Dan aku cukup bahagia dengan semua ini.
Setelah beberapa bulan aku menjalankan hubungan ini dengan Dani, perhatiannya masih tetap ada, malah semakin sangat terasa olehku. Dia sangat peduli terhadapku, sesekali perhatiannya memang kadang biasa jasa ya..bisa dibilang kadang suka cuek juga.
Tapi aku yakin dia menyayangiku, dia selalu memanjakannku dengan kata sayang. Kata itu pula dia memanggilku dengan sebutan itu, rasanya sangat nyaman bila berda disisinya. " Ucapku sambil tenang."

setelah hari demi hari aku lewati, aku semakin yakin kalau Dani lah yang aku cinta dengan sepenuh hati, rasanya tak ada orang lain yang aku cinta. Yaitu mataku tertuju pada sosok Dani.

" Hari special ???? "Tanyaku sperti itu pada diriku sendiri.
Aku hampir lupa dengan hari itu, kata itu selalu membayangi fikiranku. Apa aku dapat melewa hari itu dengan orang yang aku cinta..? tanyaku berulang-ulang kali.
Saat beberapa hari menuju hari ulang tahunku, terlintas dalam benakku, apa aku akan mendapat kado special dihari itu bersama Dani..? Harapku sperti itu.
Esok hari aku akan menyambut hariku dengan penuh kebahagiaan dan aku harap aku tak akan pernah lagi didera kesedihan.  Malam ini aku hanya terdiam dikamar dengan penuh goresan kata-kata yang aku rangkai disebuah buku yang selalu menemani curahan isi hatiku.
Kata-kata indah penuh dengan kenyataan ataukah tidak nyata aku selalu tulis, semua karyaku aku torehkan pada buku Dairy ini.
Lembaran demi lembaran sudah terisi penuh dengan tinta-tinta, nampaknya tanganku ingin sekali menulis harapan untuk hari esok menuju hari ulang tahunku.
Satu kata dan kata demi kata aku tulis. " Harapanku yaitu adalah semoga disetiap hari ulang tahunku saat ini dan selamanya Dani tetap bersamaku. " Ucapku begitu penuh harapan dan doa.
Saat aku tertidur, tiba-tiba ponselku bergetar. Entah siapa yang menghubungiku, tapi saat itu aku terbangun sesaat dan kuliat jam dinding yang berada disudut kamarku menandakan tepat pukul jam 12 lewat 5 menit. Dengan keadaan setengah tertidur, mataku yang terliahat masih ngantuk, mencoba untuk bangun dan mengambil ponsel yang tak henti-hentinya getaran itu bunyi setiap 5 menit seterusnya.
Terlihat satu per satu Message yang masuk, kulihat rangkaian kata  ucapan “happy britday” yang mereka kirim kepadaku, teman, sahabat, semuanya mengirimkan pesan itu padaku. Hari ini adalah hari ulantahun ku yang ke-17 tahun inbox handphone atau pun inbox facebook'ku penuh dengan ucapan dari teman-temanku.

Tapi mengapa tak ada satu ucapan dari Dani padahal aku berharap dia lah menjadi orang pertama yang mengucapkan “happy britday”. ke mana dia??? Sudah satu minggu ini sifatnya tak seperti Dani yang kukenal dulu, tak seperti Dani 2 bulan yang lalu yang mengatakan cinta padaku. Padahal s’ingat ku kami tidak sedang bertengkar bahkan kami tak pernah bertengkar sama sekali, tapi mengapa sifatnya bisa berubah 180  derajat seperti ini.  " Tanyaku heran.

Hampir lewat sudah hari yang seharusnya menjadi hari bahagiaku, tapi dia benar-benar tak ada menghubungiku apa yang sbenarnya terjadi apa salahku?? " Gumamku sendiri dengan kesal.
 Satu hari setelah hari bahagiaku dia pun masih belum ada memberi kabar padaku apa yang terjadi?? Apa salahku?? Sedang apa dia??? Begitu banyak pertanyaan yang hinggap di kepalaku.
Aku pun mencoba menghubunginya dengan segala keberanian yang ku punya. “hallo…..”
Terdengar suara laki-laki diserbang sana, aku bingung siapa dia? karna suara itu bukanlah suara Dani, aku pikir mungkin itu suara papahnya.
lalu aku pun memberanikan bertanya " maaf ini dengan Dani...? tanyaku dengan suara sedikit bergetar, " Bukan " Kata itu sungguh membingungkanku bertanya-tanya dalam hari siapa dia?
Lalu kemudian aku menyambung ucapan suara laki=laki itu tadi, " Lalu ini siapa? tanyaku dengan sedikit ragu.
"Saya Rio, kakanya Dani. Ucap lelaki itu dengan sopan. Mendengar jawaban tadi hatiku sedi kit lega, walaupun hatiku masih sedikit hawatir karna bukan Dani yang mengangkat telponku. Dan mengapa hanpone Dani bisa ada sama kakaknya...? " Tanyaku.
Lalu pria itu berbicara " Dani gak ada, lagi keluar sebentar, maaf ini dengan siapanya? Tanya pria itu kepadaku.
" Saya...kataku sedikit mengganjal, seakan malu untuk memberitahukannya. " Saya Sisil pacarnya Dani, kemudian ucapku dengan lantang seperti itu.
Ouuuhhh,..Sisil, " Namanya begitu tidak asing bagi kakanya Dani. Mungkin fikirku Dani pernah cerita tentangku kepada Rio kakanya.
Kemudian pria itu kembali menyambung ucapannya tadi, " Nanti saya beri tahu Dani kalau dia sudah pulang, ada pesan apa lagi buat Dani..? Tanya lelaki itu dengan terburu-buru.
Lalu aku meminta untuk Dani menghubungiku setelah ia pulang, " Jawabku pada kakanya.

"Kok Dani gak pernah cerita kalau iya mempunyai kakak? tanyaku heran. Tapi mungkin dia belum sempat mengenalkan kakanya itu padaku.
 Setelah menunggu beberapa saat ponsel yang ku masih ku genggam tadi tiba-tiba bergetar, terlihat satu nomor baru memanggilku.
Ku fikir mungkin itu dari Dani, langsung saja aku menjawabnya. Dani??? Tanyaku pada penelpon itu, tapi ternyata suara perempuan yang menelponku.
Sil..."Tanya penelpon itu.
Iya, ini siapa..? Tanyaku sedikit rendah.
Nie gue Reva, kenapa tadi loe langsung nanya Dani..? " Tanya Reva dengan sedikit heran.
Maaf Va, gue kira si Dani. Abisnya pake nomer baru segala...? Jawabku dengan lantang.
" Jalan yuk Sil, bete nih gue dirumah terus..? Tanya Reva sambil membujukku untuk pergi bersamanya.
Boleh deh...Ayo. " Ajakannku, dari pada nunggu Dani yang sampe sekarang gak pernah ngasih kabar. " Ucapku sedikit kesal.

Sambil ku siapkan baju lalu aku pun meminta izin terlebih dulu kepada kedua orang tuaku, mereka nampakknya mengizinjanku pergi bersama Reva.
" Aku tidak tau mau kemana saat ini, yang jelas aku menginginkan tempat yang indah dan tanpa kebisingan orang-orang yang mampu menghilangkan beban pikiranku saat ini.
Oke, sudah rapi semuanya. Saatnya berangkat, tapi......aku sengaja meninggalkan ponselku dikamar. Tak kuhiraukan siapa yang menghubungiku, yang pasti aku tidak mau ada orang yang menggangguku. " Terlalu banyak pikiran yang hinggap dikepalaku, saat ini tak ku hiraukan juga Dani, toh dia saat ini dia gak peduli sama sekali kepadaku. " Itu alesan pertamaku meninggalkan ponsel dikamarku.

Setelah Sisil pergi mamahnya menghampiri bunyi ponsel anaknya yang tak hentinya panggilan itu selalu terdengan dengan Nada dering yang berbeda yang biasanya Sisil gunakan. Terlihat 5 panggilan tak terjawab dan 1 Message from Dani.
Tapi sebelum mamahnya sisil membuka pesan dari Dani, ponsel itu bergetar kembali dengan nada yang sama barusan. " Telpon itu diangkat oleh mamah, terdengar suara lelaki menanyakan Sisil.
Pria itu mengucapkan selam terlebih daluhu, " Asalamualaikum " Ucap Pria itu dengan lemah lembut.
Walaikum salam, ini siapa yah...? " Tanya mamahnya Sisil kepada lelaki itu.
Sisilnya ada tante...? " Dani pun langsung mengetahui kalau yang mengangkat telpon itu terdengan dari suaranya.
" Maaf Dan, Sisilnya lagi pergi tuh tadi sama Reva, " Jawab mamahnya dengan singkat.
ouh..yaudah deh tante makasih..bilangin saja sama Sisil kalau sudah pulang nanti Dani telpon lagi. " Ucap Dani dengan kata-katanya.
" Mamahnya Sisil pun meng iya kan.

Nampaknya Dani kurang beruntung, hanya itulah ucapan Dani kepada mamahnya Sisil, setelah ia menunggu lama kabar dari Sisil. Tapi tak kunjung juga pesan dari Sisil masuk. " Sama halnya apa yang tadi Sisil tunggu-tunggu kabar dari sang pujaan hatinya itu berharap menelponnya.
Tapi mereka tidak mendapatkan kesempatan itu. Padalahal keduanya pun sama-sama saling membutuhkan kabar dari sesorang yang diharapkannya.

Setelah Sisil pulang, mamahnya pun langsung menyampaikan pesan dari  Dani.
Sil.... "Tanya mamah.
Iya mah apa? " Tanyaku singkat."
Tadi hanpone kamu bunyi mulu, tadi Dani yang nelpone kamu 5 kali tapi sama mamah gak keangkat. " Ucap mamah.
Appppaaa....? " Tanyaku kaget sejenak seakan tidak percaya.
Mamah memandangiku dengan serius, lalu mamah menanyakan sesuatu tentang Dani.
Kamu lagi ada masalah sama Dani...? " Tanya mama sambil memelukku.
Sebenernya sikap Dani berubah akhir-akhir ini mah, Sisil gak tau Dani kenapa atau marah sama Ssisil, seinget Sisil kita tuh gak pernah marahan. Tapi Sikap Dani berubah sampai gak pernah ngasih kabar ke Sisil mah...!!! " Ucap Sisil dengan pelukan hangat dari mamah, dan perlahan air mata itu menetes dengan sendirinya.
" Begitu erat pelukan Mamah seakan Mamah tak ingin melihatku menangis.
Perlahan aku mencoba mengerti dengan keadaan Dani saat ini, Mamah pun nampaknya memberi maukan tentang hubunganku dengan Dani.

Hari ini aku cukup tenang, semua yang hinggap difikiranku mulai sedit berkurang. Setelah mamah mendengarkan sedikit curahan hatiku tentang Dani.

Dua hari pun telah berlalu setelah hari bahagiaku, dan kini Dani akhirnya berada disisiku kembali. Sungguh ini yang aku harapkan " Ucapku pelan'
Malam ini Dani datang kerumahku, dia nampaknya ingin mengatakan sesuatu padaku. "Entah apa yang dia ucapkan, rasanya hati ini nampakknya begitu tak tenang."
dengan mata merah aku memberanikan untuk menatap Dani yang saat itu sudah duduk di sofa ruang tamu rumahku. Lalu Dani pun memeluk tubuhku erat dan berkata “Selamat ulang tahun sayang. Maaf aku telat ngucapinnya.” Ucap Dani dengan nada yang bergetar, dan aku pun sudah tak mampu menahan air mataku yang deras mengalir keluar dari pelupuk mataku.. “iya gak apa-apa sayang aku bisa maklum mungkin kamu lagi sibuk. ”  Ucapku dengan suara tersendat.

 
Mungkin ucapan itu telat, tapi bagiku Dani masih ingat hari ulang tahunku saja pun akuu sangat merasa bahagia.
Entahlah, yang aku pikirkan apa? “Aku jelas tak pernah bias marah kepadanya, dengan perhatiaannya Dia mampu meluluhkan ku kembali dalam pelukannya.

Pelukan yang begitu penuh cinta, kasih sayang.. “Rasanya tak ingin ku melepaskan pelukan dari Dani malam itu, Begitu buatku seakan tak ingin pergi jauh darinya.
Selepas harapanku kembali lagi seiring kehadiran Dani kembali padaku, sempat merasa sepi saat beberapa hari lalu tak mendapat kabar darinya.
Serasa hidup ini kosong tanpa adanya seseorang yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang serta cintanya.
Tapi entah kenapa aku merasa tak pernah ada lagi yang memperhatikanku saat ini. “Selain mamah, papah, serta keluargaku yang selalu memeberikan perhatiaannya kepadaku.
Kenapa saat ini aku merasa perhatian Dani berkurang kepadaku…Ada apakah ini??? “Tanyaku sendiri dengan hati ragu”

Apa mungkin cinta dari Dani sudah perlahan Pudar..? Mungkinkah ini cinta yang akan hambar…? “ Semua pertanyaan itu hinggap dikepalaku.
Perlahan aku mencoba untuk bersabar dengan seiring berjalannya cintaku terhadap Dani, aku serahkan ini semua padamu Tuhan..Aku tau ini semua rencanamu, semoga semua ini indah pada waktunya.

“Setelah beberapa hari kemudian, Dani pun seakan tak ingin aku sendiri tanpanya. Sedikit perlahan perhatiannya itu ia berikan kepadaku kembali.
Kata-kata sayangnya masih selalu ia ucapkan kepadaku, sering kali ia pun mencoba membuatku tersenyum kembali seeprti dulu.

Tapi…semua itu tetap saja membuat hatiku ragu akan hal itu, selalu saja pikiran negatif menghampiriku seketika. Seakan hatiku berkata lain dengan sikap Dani akhir-akhir ini, tak pernah aku inginkan hal yang tidak mungkin terjadi akan terjadi dengan tibatiba.

Aku tidak mau Dani meninggalkanku, aku tidak ingin dia jauh dariku, dan aku ingin dia tetap ada disini selalu untuk menemaniku. “Gumamku sendiri dengan penuh rasa takut ditingglkan.
Aku fikir ini adalah ujian dari sebagian cintaku terhadap Dani, mungkin ini saat kita diuji dengan semu masalah yang ada yang mampu kita hadapi saat ini.
Ku rasa semuanya akan baik-baik saja, walaupun keadaan hubungan kami tak lagi seperti awal pacaran, dimana semuanya berawal dengan indah dan penuh dengan cinta. Namun inilah yang dinamakan cinta, semua orangpun tau akan hal seperti ini, entah cinta itu berujung manis ataupun pahit. Semua itu atas kehendak yang maha kuasa.

Cinta tak pernah mengajari kita hal yang bodoh, walaupun kadang kita dapat dibutakan oleh cinta itu sendiri.
Semua berhak menyayangi dengan sepenuh hati, tapi ingatlah disisi lain rasa sayang itu pasti akan tersakiti. Entah itu dengan orang yang kita sayangi ataupun dia yang sepenuhnya menyayangi kita.
Menyayangilah dengan sederhana, semampu diri kita masih bias menyayanginya. Jangan pernah mencoba mempermainkan perasaan orang karna dibalik itu semua KARMA itu akan dating dengan sendirinya entah itu nyata ataupun hanya sekedar apa yang dirasakan kelak nanti.

Perlahan perubahan dari Dani mulai terlihat olehku, dia kembali menjadi dirinya yang dulu pertama kukenal, perhatiaannya pun mulai ia tunjukan kembali padaku, dengan seiring berjalannya waktu hubungan kami pun kembali dengan baik-baik saja. Semua kembali dengan indah, penuh dengan rasa sayang diantara kami.

Kini aku merasa semakin tau apa artinya itu cinta, kehadiran dy memberikan semangat baru dalam hidupku. Aku tak pernah merasa sepi ataupun hampa saat Dani hadir dalam hidupku.
Sempat terlintas tak ada yang lain selain Dani, aku rasa cukup dia yang temaniku saat ini dan untuk selamanya.

Tapi disisi lain aku tau Dani belum sepenuhnya menyayangiku, akupun sadar akan hal itu. Dia orang baru bagiku, tapi entah kenapa aku merasa dia mengealku sudah sejak lama. “Ttapi itu hanya perasaanku saja” Ucapku.





Sesuatu yang indah itu akan berujung pahit apabila diantara kami ada yang tersakiti,   tapi itu semua atas kehendak Tuhan yang menguji cinta kita untuk tetap bertahan.

Perlahan rasa Ego diantara kami mulai menghampiri, Dani saat ini kembali dengan sikapnya yang tak kusuka, dia egois, dia hanya mau dimengrti, sedangkan dy tak pernah mengertiku sedikitpun.
Aku anggap semua itu adalah masalah baru bagi hubunganku dengan Dani, dia perlahan mulai berubah dengan sikapnya itu.
“ sedikit cuek, dan saat ini jarang mengabariku. Entah apa yang dia lakukan kembali padaku..?
Dia membuatku bertanya kembali dengan sikap cueknya itu..? “ Apa sih yang ingin tunjukan atas sikapmu itu Dani…?” Kataku dengan sedikit emosi”.
Apa kau sudah tak mencintaiku..? Apa kau jenuh enganku..? Apa kau bosan.? “Ucapku berkali-kali dengan menarik nafas perlahan.’




Sungguh aku tidak menyukai hal ini Dani….!!!! Katakanlah padaku dengan jujur, aku tak ingin kau diam seperti ini.

Sempatku melupakan hal itu, tapi hari demi hari aku merasa Dani bukanlah dirinya. Aku merasa saat ini dia itu orang lain bagiku.

Suatu hari hal yang tak kunginkan itu benar terjadi, denga tak pernah percaya dengan kejadiian ini, aku sempat menyalahkan diriku sendiri apa yang aku takutkan ini menghampiriku.
“ PUTUS” itulah kata yang pertama terlontar dari mulutku. Aku tidak terima Dani tak pernah menganggapku ada saat ia dekat dengan seorang wanita selain aku.
Aku tak pernah mengerti artinya kebersamaanku selama ini dengannya. Apa mungkin ini hanya sia-sia saja…???

Saat aku benar-benar sayang entah kenapa cinta itu berkhianat..? "Dimana letak hatimu sehingga kau menyianyiakan aku seperti ini. Tak pernah anggap aku sebagai dari bagian hidupmu..? “ Ucapku sambil menetaeskan air mata.


Kenapa wanita hanya bisa menangis saat cintanya terluka..? Aku memang lemah, tapi aku punya perasan yang tersakiti. Wajar saja kalau hati ini berbicara lewat tangisan, bukan untuk menjukan diriku lemah ataupun aku tidak pernah bisa tegar menghadapi masalah. Tapi inilah wanita, seseorang bisa saja mengeluarkan air mata dari mata indahnya yang sebelumnya mata itu bersinar-sinar tapi kiini menjadi redup dengan tangisan air mata ini. Aku tidak mampu menggambarkan perasaanku, aku hanya memilih diam untuk menangis agar semuanya terlihat baik-baik saja, walaupun hatiku tak nyata seperti itu.

Aku mencintai bukan untuk disakiti, aku hanya ingin mencintai untuk disayangi”. APA ITU SALAH…?
Andai saja orang yang aku sayang dengan sepenuh hati dia juga dapat menyayanagiku dengan sepenuh hatinya. Tapi itu semua tak membuatku nyata, dengan arti cinta yang aku punya aku hanya bosa mempertahankan cintaku sampai kapanpun itu. Karna aku tidak peduli suatu saat nanti aku sangat lelah untuk menunggu cinta ini kembali membawa hadirmu berada disisiku lagi. Karena aku percaya Tuhan mempunyai rencana yang indah untukku, dan aku juga percaya takdir dan jodoh itu semuanya Tuhan yang ngatur.
Aku hanya bisa ber'doa entah itu keajaiban atau sudah suratan takdir, aku mencintaimu dengan sederhana dan aku ingin engkau mencintaiku dengan kelemahanku dan cintailah aku dengan sederhana pula. Semoga takdir mempertemukanku kembali dengan dirimu yang disana tak berada disisiku lagi.


******
Kata-kata itu selalu teringat dalam benakku, kata yang aku tulis dalam sebuah lembaran baru di halaman buku kecilku yang setia tergores oleh tinta-tinta hitam dengan penuh untaian kata.


" Sudah beberapa hari ini aku merasa sendiri, sendiri tanpa seorang kekasih, sendiri tanpa ada yang membuat hari-hariku berwarna, sendiri disudut ketegaran hatiku yang mampu mengembalikannya lagi.




 Setelah aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu, namun sikap Dani begitu saja. Nampaknya dia tidak pernah mempedulikan hubungan ini untuk diperbaiki. Dia tak pernah mengakui kesalahannya kepadaku, bahkan kata “maaf” pun terucap dari mulutnya hanya sekali saja dan kata maaf itu berbanding terbalik dengan sikapnya yang melupakan kesalahannya.
Aku cukup terima kalau dia tak pernah menunjukan kesalannya dari sikapnya. Sabar itulah saat ini yang ada pada diriku, sikap yang kutunjukan dengan segala ketegaranku untuk menghadapi ini semua.

Inilah kenyataan terpahit yang aku terima. Aku kehilangan orang yang benar-benar aku sayang disaat dia mengecewakanku, namun aku selalu saja memafkan kesalanya.
Mungkin rasa sayang yang mengalahkan semuanya. “aku rela disakiti utuk kebahagiaanku dengan Dani, tapi mungkin yang Dani pikirkan tak seperti itu.

Hari-hari telah berlalu tanpa dia berada disisiku, setelah sekian lama aku memilih sendiri. Bukan karna taka ada yang suka padaku. Namun, hati ini tak pernah bisa mencoba membuka orang baru.
“ Sering kali aku mencoba membuka hatiku dengan orang yang tengah dekat denganku, tapi lagi-lagi dia tak sebaik Dani.
Dia mencintaiku hanya sesaat dengan segala rayuan gombal yang ia sering kali mengucapkannya kepadaku. Saat itu pula hatiku tercuri oleh kehadiran Reno, dia sosok yang hamper mirip dengan Dani, bukan mirip hatinya. Namun persaanku berkata wajahnya yang terlihat sesaat mirip Dani. “ Mungkin itu hanya persaanku saja yang selalu terbaynag wajah Dnai, ‘Ucapku dengan menghayal’
Reno, dia saat itu mengungkapkan perasaanya kepadaku dan ia pun menjadikanku kekasihnya. “Sesaat au berfikir apa mungkin Reno bisa lebih baik dari Dani…?”Tanyaku sambil tersendu.
Apa salahnya aku mencoba membuka pintu hatiku untuk Reno, dan aku pun menerimanya sebagai kekasihku.
Setelah dia menyadang sebagai kekasihku, mungkin dia orang yang romantic namun tak humoris. Dia selalu memujiku dengan kata-katanya yang bisa memuat hatiku melayang-layang diawan.
Setelah beberapa minggu kami menjalani hubungan ini, namun Reno mengakhiri hubungan ini dengan sepihak.
Aku pun tak tau pasti alasan apa yang dia pikirkan untuk megakhiri hubungan ini. Namun aku tak menghiraukannya, karna hati ini tak begitu saja terbuay dengan rayuannya, mungkin karena aku tak menyayanginya dengan sepenuh hati, jadi aku piker ‘CINTANYA HANYA SESAAT”
Toh orang seperti itu tak pantas untuk aku tangisi, dengan rayuan gombalnya dia bisa saja menjadaptkan wanita-wanita lain. Dan aku pun tau itu dari sikapnya.
LUPAKANLAH Sil,…dia tak pantas untukmu, dan semoga ada orang yang terbaik yang pantas mendampingimu untuk selamanya..”Ucapku lirih dalam hati”.

Andai ada kesempatan kedua yang Tuhan berikan untukku, aku pasti akan menjaganya dengan sepenuh hatiku, dan aku pun tak peduli walau aku yag harus tersakiti untuk bisa kembali bersam orang yang aku sayangi. “ Tuhan tolonglah aku….aku hanya ingin Dia, Dia, dan hanya Dia satu”nya orang yang akan mendampingiku sampai akhir hayatku…


Begitu banyak cerita yang membedakan sikahku, kembali aku mencoba untuk tidur setelah sesaat aku terbangun dari mimipi yang setengah aku alami tadi. Suara hujan pun malam ini sangat terasa dingin masuk kedalam tulang rusukku. Aku hanya mampu menyelimuti diriku sendiri dari dinginnya malam ini dengan selimut yang tak terlihat tebal itu.
Dulu rasanya setiap aku merasakan seperti ini, masih ada seseorag yang tidak ingin melihatku menggigil kedinginan seperti ini, ia mampu memelukku disetiap helaan nafasnya yang sedikit tersendat oleh pelukan eratnya kepadaku. Dia tak pernah membiarkanku sendiri tanpa kehadiran seseorang berada disampingku, namun itu hanyalah dulu.
Setelah aku mencoba menutup rapat mataku yang setengah tak bisa untuk tertidur pulas, nampaknya getaran dari ponselku itu terdengar dengan bunyi nada dering nyaring, segera aku meraih ponsel itu dari samping tempat tidurku, terlihat satu pesan entah itu dari siapa dan aku mencoba membukanya.
“ Ternyata ucapan selamat malam dari seseorang pengirim yang tak menyisipkan namanya dipesan itu.” Lalu aku pun tak mempedulikannya.
Enta itu dari siapa atau orang pernah mengenalku..? Tanyaku sendiri dengan pelan.”
Mataku yang mulai perlahan menutup ini, sedikit sayup dan aku tertidur dengan sendirinya.


Yaallah, kenapa aku baru sadar sekarang bahwa cinta itu tak harus memiliki, begitu butanya mata hatiku dengan segala keegoisanku untuk memiliki Dani begitu menggebu-gebu.
Ternyata aku tau, aku memang tak pantas berada disamping Dani, Aku hanyalah seorang wanita biasa yang tak mampu menjadi yang terindah untuk orang lain.
Mereka jauh lebih sepurna dibanding diriku yang hanyalah seperti ini. “Aku tidak cantik, aku pun tak pernah merasa untuk menyanjung diriku sendiri.” Walaupun aku tau didunia ini tak ada yang sempurna, tapi dy lebih pantas untuk berada disamping Dani.

Dia….??? “ seorang wanita yang tengah dekat dengan Dani, setelah aku tahu dari teman dekat Dani yang meberi tahukannya padaku saat aku bertemu dengannya.
Dia menceritakan keadaan Dani saat itu, dia pula yang meberitahukanku tentang sosok wanita yang tengah dekat dengan sahabatnya itu.



Namanya Feby Dia cantik, berambut lurus, wajahnya yang terlihat jauh lebih muda dari Dani.” Ucap Rendy sahabat Dani.
Ia panjang lebar menjelaskannya padaku, dengan jelas ia juga meuji wanita berparas cantik itu.
Perlahan dan perlahan sosok wanita itu ia ceritakan padaku.!!! Itulah gambaran  sosok wanita itu yang aku tau dari sahabatku sekaligus temannya Dani juga.”
Aku hanya mampu terdiam, sedih ataukah aku bahagia mendengar kabar ini..?? “tertegun sejenak dalam kabar yang sedikit membuat hatiku terdiam.

Entah aku bahagia dengan keadaan ini..? tanyaku sendiri dalam hati yang setengah rapuh.
Jelas…aku cemburu dengan kabar itu,walaupun Dani bukan siapa-siapaku lagi, tapi mengapa hati ini masih tetap saja pada sosok Dani yang ku harapkan. Sadarlah Sil….!!! Dia itu sudah tak mencintaimu lagi, tapi kenapa kau masih tetap saja mengharapkan pria itu…? “ Dihadapan cermin bayanganku yang tampak terlihat tak bersemangat, sesekali perkataan yang timbul dalam hati itu menyadarkanku untuk tak banyak berharap.

Telah aku abaikan semua perasaanku terhadapmu, tapi itu tak pernah berlalu
Telah kuabaikan mimpi-mimpi abisiku tuk memilikimu
Tapi tak bisakah sedikit saja dengarkan aku....
Tentang apa yang harus aku lalui sendiri tanpamu....
Penantian, harapan, mimpi agar semua kenangan  itu kembali...
 
Setelah malam itu berlalu, sang pagi menyambutku dengan sejuk. Hari ini tampaknya begitu cerah, kubuka jendela bermaksud untuk menghidup udara segar di pagi ini.
Pikiranku begitu terasa damai tanpa ada masalah yang hinggap dikepalaku. Sesaat aku terlupa akan semua itu.

Terdengar dari ujung tempat tidurku, suara itu tak hentinya berdering dari ponselku yang kutaruh dimeja. Nampaknya getaran itu menandakan seseorang mengirim pesan kepadaku , kuhampiri dan aku raih dengan tanganku. Kubuka perlahan SMS yang masuk tadi lalu aku membacanya dengan jelas bahwa Dani mengucapkan Selamat pagi kepadaku....
" Sungguh tak kuduga dan tak kusangka dia mengucapkannya padaku setelah sekian lama aku tak pernah mendapatkan kabar darinya.

" Pagi ini dia hadir kembali dalam hari-hariku setelah sekian lama aku tak pernah mendapatkan kabar darinya, aku tak ingin menanyakan kehadirannya, karna itu salah satu caraku agar aku terlupa dengan kisahku yang telah lalu. Aku menghindar dari satu titik yang tak pernah bisa aku lawan sampai kapan pun, begitu sulit untuk mengakhirinya, kemelut dalam hati tak pernah padam untuk membawa kebahagiaan. Namun sedikit demi sedikit aku menentukan jawaban hati yang terlumuri oleh kerinduan.

" Sudah aku iklaskan kepergiaannya yang dahulu membiarkanku sendiri, tapi dia datang kembali dengan membawa setitik harapan yang tak pernah aku inginkan dia kembali untuk menemuiku.

Sekettika itu dia seenaknya hadir kembali disaat aku sudah terlupa akan masalaluku dengannya dulu. 
Kau datang dengan membawa seutas tujuanmu yang entah akan menjadikannya idah, atau kembali akan menghancurkanku lagi...???

Aku sudah menghindar dalam sebuah ketidak pastian cinta ini akan berujung dengan apa..?" Ucapku tak percaya.
Sesekali batinku terasa sesak mengingat apa yang telah dia lakukan dulu.
Dia mengenalku, dia menyapaku, dia pun yang telah mencuri hatiku untuk merasakan rasa sayang yang amat besar sampai sekarang. Tetapi Dia...? "Tanyaku sendiri tertengun dalam kebingungan.

Setelah Aku berhasil melupakannya, dan bagiku itu tak mudah. Sulit untuk aku akui bisa secepat itu melupakan orang pernah hadir dalam kehidupanku. Sampai saatnnya sang waktu telah menjawabnya sekarang.
Ferly Indrawan" dia adalah teman semasa kecilku saat ia masih tinggal diJakarta, tapi setelah lulus SMP, ia memutuskan untuk pindah dari Jakarta yang salah satunya pilihan kedua orang tuanya untuk pindah dari sini.
Ferly pun menuruti keputusan kedua orang tuanya karna itu salah satu tugas kerja ayahnya untuk ditugaskan ke Bandung.
Dengan secepat itu kami pun berpisah, sedih rasanya berpisah dengan teman terbaikku yang sudah lama aku mengenalnya. 


" Setelah sekian lama tak jumpa, namun ternyata kita masih diberi kesempatan untuk bertemu. Pada saat itu aku yang tengah membuka pintu rumahku, terlihat dari kejauhan sosok pria yang tak ku kenal  itu menghampiriku perlahan. Semakin dekat pria itu nampaknya aku mengenalnya." Pria yang berperawakan sedang, kulitnya yang terlihat putih, wajahnya yang cukup tampan. Dia memanggilku denngan suara lantangnya itu, aku terengah diam mengingat-ngingat orang yang menghampiriku tadi itu.
Nampaknya aku kenal, tapi siapa....???" Tanyaku sendiri berusaha mengingat."

Belum berhasil aku mengingatnya, pria itu kebali memanggilku.
Heyyyy....Siiiill..!!! " Ko malah bengong..?" Tanya Ferly.
yterdengar mengarah



 Aku cape harus seperti ini terus, dia datang ngasih harapan , terus enggak.
 kamu tuh seenaknya dateng kekehidupan aku. Dani, " Ucap Sisil dengan meneteskan air mata.
tunggu lanjutannya...

Sabtu, 18 Februari 2012

" Diantara Cinta yang Indah "





"Mamah, dialah orang yg pertama aku sayangi. Perhatiaan dan kasih sayangnya tak pernah habis untuk anak yg k'duanya ini.
Panggil saja namaku Bila, aku bahagia mempunyai sosok ibu seperti mamah, walaupun mamah kadang melarangku untuk pergi, tapi aku  yakin mamah adalah jalan yg terbaik yang harus aku turuti.
Sikap manjaku kadang-kadang tiba, saat perhatian mamah yang kurang terhadapku. "Aku bisa mengerti keadaan mamah yang sibuk, kedua  orang tuaku pun bekerja keras demi anak"nya. Tak seharusnya aku memandang mamah seperti itu saat aku marah,kesal peuh amarah. Tapi  mamah tetap berada disisiku saat aku senang maupun sedih, "Mungkin mamahlah tempat curahan isi hatiku, karna kaka da adeku tak pernah sedekat aku dengan mamah.
"Bukannya ade dan kakak'qu tidak perhatian, cuma saja kami itu kadang suka cuek walau terhadap kaka ade."

Tak sempat ku bilang terimakasih saat mamah berada disisiku, pelukan hangatnya yang mampu membuatku bigitu menyayangi mamahku.
" Pagi ini aku terbangun dalam tidurku, mamah yang pertama kali membangunkanku untuk segera membersikhan badan dan merapihkan tempat tidurku. " Terbangun dari mimpi indah rasanya mata ini tak ingin membukanya saat seseorang hadir dalam mimpiku saat itu.
"Bunga tidurku yang indah tapi tak tau siapa yg berada dimimpiku itu. "Sedikit petanyaanku dalam hati. "Tuhan siapakah orang yg ada dalam mimpiku tadi???? "Ucapku singkat.

Tak ada lagi kata yang aku ungkapkannya, tak ada lagi makna yg tersirat saat aku bertemu sosok pria yg berda dalam mimpiku.
"Kuhanya ingin mempunyai sosok pendamping yg bisa menjagaku dan melindungiku. "Harapku sepert itu.

Tuhan...apabila engkau mengijinkan bertemu dengannnya sosok yg aku inginkan, kelak nanti aku sangat sangat merasa bahagia untuk orang yang menemaniku dalam setiap hari-hariku ini.

              " Pagi itu setelah aku bangun, kemudian kakiku melangkah kearah kamar mandi. setelah selesai merapihkan semuanya. "Aku siap mengawali hari ini dengan satu semangat dari mamah. "Dia tak ingin melihat anaknya bersedih hanya karna cinta.
"Langkah kakiku kulangkahkan untuk hal yang berguna bagi aku dan mamah serta keluargaku. Pagi itu waktu menunjukan pukul 06.00"
setelah semuanya kurasa rapih, seragam sekolah yang kutaruh dilemari segara ku memakainya. "Siap". kata itu mengawali perjalanannku hari ini untuk pergi sekolah.
"Dengan dandanan yang rapih, rambut terurai, seragam sekolah yang cukup rapih, wajah yang cantik, karakter yang pendiem namun supel. "Itulah sosok Bila."
Mungkin banyak lelaki yang tertarik padanya, sahabat yang dia punya begitu baik dan dekat. "Apa yang kurang terhadap sosok Bila??

Tapi...suatu ketika teman yang cukup ramah padanya, bisa dibilang sahabat mungkin?.
Saatku melihat Rena sahabatku sedang asyik mengobrol lewat ponsel, kulihat dia tertawa ria, sepertinya dia sedang berbicara dengan pacarnya. "Aku kira sperti itu. 'Ucapku.
Tapi ternyata saat kutanyakan kalau dia lagi ngmbrol dengan siapa, Rena menjawab dengan singkat. " Gue lagi ngobrol sama temen Bila, knp? loe mo ngbrol jg sama dia?. "Tawaran Rena.
Boleh deh sini dari pada gue bete. "Ucap Bila dengan lantang.
Ternyata Dika sosok yang asyik, rame, dan bisa bikin gue ketawa. "Ucapku pada Rena.
Pada saat itu pula Rena mengenalkan temannya pada Bil, .Dari situlah Bila dan Dhika saling mengenal.

Pada suatu hari, Dhika mengajakku untuk ketemuan, saat itu pun aku mau untuk bertemu dengan dia.
lama aku menunggu kehadiran Dhika, sudah lewat 10 menit dari janjinya yang iya katanya. "Lalu datanglah 2 orang pria yang menghampiriku, saat mereka datang aku merasa gugup entah kenapa, karena aku penaaran dengan yang namanya Dhika. Tapi mereka datang berdua. Aku pun tak tau yang mana yang namanya Dika, Dua orang pria yang menghampiriku itu, satu diantaranya mungkin aku kira itu Dhika, wajah yang tampan, kulit putih, dengan sedikit pendiam. Namun satu lagi temanya berkulitkan hitam manis namun mempunyai
karakter orang yang asyik. "Pikirku seperti itu.

Namun ternyata orang yang hampir membuatku tertarik itu adalah teman Dhika, bukan Dhika sendiri. Melainkan namnanya Rio.
Apa mungkin aku suka sama Rio?? "Ucapku dalam hati.
Sembari aku mengobrol dengan Dhika, dia pun mengenalkan Rio padaku.
Kenapa saat itu perasaanku berbeda terhadap Rio, apa mungkin Rio yang aku suka, bukan Dhika..??? "Ucapku berkali kali.
Dari perkenalan kemarin, aku menunjukan sikap tidak sukaku terhadap Dhika, Sikap yang jutek saat Dhika menghubungiku berkali kali.
Aku sengaja tidak mengangkat telpon dari dia, namun ia terus saja menelponku. "Dengan nada dering yang tak pernah henti, aku pun terpaksa menganggkatnya. Dengan suara yang agak malas, Dhika coba membuatku tertawa.
"Dia memang berhasil merubah suasanya yang sepi menjadi rame. "Ucap Bila.
Tapi ternyata keesokan harinya Dhika datang kerumaku, setelah aku cuekin dia dan gak pengen kenal dia lagi.
"Sebagai tuan rumah, aku haruslah bersikap sopan terhadap tamu, ia datang kerumaku saat itu pun aku mencuekannya lagi, bahkan aku sedang menerima telpon dari pacarku. Namun Dhika selalu saja bersikap sabar menghadapiku walaupun aku bersikap seperti itu ke dia.

Tak lama, setelah beberapa hari aku kenal Dhika, dia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Padalah orang yang aku harepin itu bukan dia, melainkan temanya. "Ucap Bila sembari menghelakan nafas perlahan.
Tapi entah kenapa saat dia nembak, aku mengataka ia aku terima. "Spontan ucapanku pada Dika"
Pikirku kenapa aku mengatakan itu padanya? padahal perasaan ini masih belum yakin kalau Dhika bakalan jadi pacar yang baik buatku.

Keesokan malam saat aku berda diruma Reva, teman-temaku semuanya sedang asyik kumpul bersama. Saat itu keadaanku sedang duduk di dekat lelaki temannya Rena. Saat itu pula Dhika datang menghampiriku, dengan ia melihatku duduk disebelah lelaki tapi nampaknya sikapnya biasa saja. Tidak ada kecemburuan yang ia tunjukkan, bakhan setelah itu dia menghampiriku dan duduk disebelahku. "Ucap Bila.
Saat itu pun dia mengajakku jalan untuk sekedar menikmati angin malam saja. Entah dari situ aku merasakan hal yang berbeda, sikapku yang tadinya biasa berubah menjadi sayang dan gak mau kehilangan, dia bisa membuatku nyaman berada disinya.

Dari situlah aku merasa sayang sama dia, aku akan coba untuk belajar menerima orang apa adanya. Asalkan dia mampu membuatku bahagia. "Harapku seperti itu.
Aku hampir lupa bahwa ada seseorang yang aku abaikan saat ini, dia yang masih menyandang setatus sebagai pacarku. Satt itu pula, aku berani mengambil kepeutusan yang berat, dengan rasa bersalah aku memcoba untuk berbicara baik-baik dengan pacarku............
Aku memutuskannya secara sepihak tanpa dia mau, alasanku saat ini mungkin hubungan ini sudah tidak cocok lagi. " Perlahan Bila mencoba tenang.
Keputusan itu pun diterimanya dengan iklas. Dia merelakanku bahagia bersama orang lain yan glebih baik darinya ."Ucap cowo yang masih mengharapkan Bila."

"Pagi ini aku akan membuka lembaran baru dengan Dhika, semoga tuhan mengijinkan kami selalu bersama. " Ucapku dengan yakin."
"Panggil saja namanya Dika, sosok peria yang sederhana, berkulitkan hitam manis. Saat ini aku meyakinkan hatiku padanya.
Dia kekasihku yang tak sengaja aku suka. Namun dia berhasil menjadikanku sebagai kekasihnya.
Dari situ aku banyak belajar dari dia tentang "kesetiaan" susah, senang, sedih dika selalu sama-sama. Kita mampu melengkapi kekurangan masing-masing, menerima keadaan walalupun bagaimana cinta menguji kita untuk berpisah.
Dari hal memalukan, keburukanku, sampai kebiasaanku dia pun tau segalanya tetntangku. Dari hal seperti itu pula aku merasakan dia berbeda degan pacar-pacarku sebelumnya. Yang saling tidak ingin mengetahui keburuka nmasing-masing atau kebiasaan yang kita miliki.
Dhika sangatlak terbuka, dia selalu jujur dengan keadaannya itu. "itulah hal yang aku suka dari Dia. "Ucapku bangga".

Meskipun dengan kesederhanaan tapi hal itulah yang membuat indah cinta kami, tapi itu sangat berkesan buatku.
"Kesederhanaan dan Perbedaan" memang bisa membuat segalanya jadi indah.
bercanda bersama, sampai lari-larian saat hujan turun, tapi aku rasa itu bahagia walaupun dengan jalan kaki saja dengan dia.
Dari situlah aku dapat mengenal Dhika dengan cepat, dan lebih memahami karakter satu sama lain.

"Setelah hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun cinta masih menjaga kami tetap bersama. Sampai saatnya ada orang yangmencoba mendekatiku.
"Seseorang yang datang tanpa aku pinta, tanpa aku mau kehadirannya menjadi bayang-bayang hubunganku dengan Dhika. Mungkin dia tau aku dari temanya yang sekaligus teman terdekatnya.
"Panggil saja namanya Rangga, dia adalah orang saat ini mencoba mendekatiku, saat itu temanku memanggilku untuk menemuinya, berhubung Rangga juga berda disitu. Ia mengenalkanku pada Rangga, entah apa yang ada dipikrannku saat itu. Rangga menanyakan siapa namaku.

Sikap yang kutunjuga pada Rangga sangatlah cuek, seakan-akan aku tak mau mengenal orang lain setelah kehairan Dhika dalam hidupku, siapapun itu orangnya aku rasa aku sudah bahagia memiliki kekasih seperti Dhika, Tapi ternyata Rangga tak hanya menanyakan nmaku, melaikan nomor telponku dia juga menanyakannya. "keadaan yang lagi kesal, aku pun spontan memberitahukan temanku terserah deh mau dkasih atau enggak. "Ucapku singkat pada temanku."
Setelah pertemuan itu ponselku selalu bunyi menandakan seseorang menelponku. "Kulihat nomor baru dalam panggilan itu, aku pun langsung mengangkatnya. Suara laki-laki yang terdengar olehku, dan ternyata ia Rangga.
"Secara panjang lebar kami pun mengobrol, tak ada yang istimewa dari dia yang tak bisa membuatku tertawa ria.

"Berhubung dia sering menelponku setiap saat, aku pun sebenarnya tak tahu yang namany Rangga itu yang mana. "Ucapku."
Rangga kemudian kembali menelponku untuk memintaku bertemu dengannya atau dia yang menemuiku.
Nah, dari situ aku baru mengetahui yang namanya Rangga. "Ternyata tak sepikir apa yang aku bayangkan, Rangga begitu terlihat cool, keren, tampan. "Begitu ucapku."
"Perasaan yang aku punya pun menjadi tak taruan seperti ini, dia begitu sangat perhatian kepadaku walaupun baru saja bertemu.
Mungkin dari situlah perhatiaannya Rangga cukup membuatku nyaman.
Tapi...suatu hari dia mengangungkapkan perasaannya kepadaku, dia juga tau kalau aku sudah mempunyai kekasih tapi dia tetap tak menghiraukannya. "Dan ternyata lagi yang tak ku tahu Rangga juga mengenal Dhika, dia mengenal Dhika sejak smp, dan berhubung Sma

mereka beda, Rangga pun tak dekat lagi dengan Dhika. "Rangga tak menganggap Dhika itu siapa walalu Dhika itu kekasihku, dia tetap mengunggapkannya kepadaku dan memintaku sebagai kekasihnya.
"Saat dia memintaku sebagai kekasihnya, aku tak langsung menjawabnya. Aku pun meminta pembuktian dia sebagai cinta yangia ungkapkan kepadaku. "Rangga pun memberikan bukti kalau dia memang benar-benar menyayangiku, saat itu pula aku menerimanya.

Ia pun menanyakan kembali seberapa % cintanku kepada Rangga. "Sontak aku jawab 18 %,. "Sembari menghelakan nafas tengangku.
Dan sebenarnya aku masih tetap menjalin hubungan dengan Dhika, tapi aku bilang pada Rangga bahwa aku sudah putus dengan Dhika. "Rangga pun mempercayai itu."

"Tuhan....maafkan aku telah mengecewakan kekasihku Dhika, aku terlalu jahat untuk bilang ini sama dia. Aku gak mau hati kecilnya tersakiti olehku dengan menerima kehadiran Rangga dalam hidupku.

Aku tak bermaksud untuk menduakan Dhika, karna aku juga sayang kepadanya. Tapi disisi lain ada hal yang kecil yang membuatku sangat membenci Dhika. Hanya karna sebatang Rokok yang selalu ia didepanku. "Karna itu aku membenci pria yang perokok, bagiku itu sangatlah tidak sopan yang ia tunjukan dihadapannku. "Kerap kali aku membuang sebatang Rokok didepan matanya, ia sangat tidak suka dilarang-larang olehku. "Padahal aku mengarahkan yang terbaik buat dia, tapi ia tak penah mengerti itu."
"Setelah dua minggu berlalu aku dengan Rangga pun semakin dekat, dan ia slalu menunjukan rasa sayangnya terhadapku.

" Tak seharusnya aku egois seperti ini, "Ucapku ragu.
Aku terlalu naif untuk memilih satu diantara mereka, aku harus mencari jalan yang terbaik agar semuanya tak ada yang tersakiti.
Aku takut membuat Dhika marah besar kepadaku, dan keputusanku sudah bulat untuk memutuskan dia esok atau lusa.
" Saat tiba dihari kasih sayang yang seharusnya setiap orang memebrika ketulusan dan rasa sayangnya kepada orang yang tercinta.

Namun, itu tak dengan Dhika. Disitulah keputusanku spontan aku ucapkan pada Dhika.
" Dengan mengambil nafas perlahan, sambil mengerutkan halisnya. Bila mencoba berbicara perlahan kepada Dkiha.

Dik, maaf yah kalau selama ini aku yang selalu buat kecewa, selalu egois, atau pun hal lainnya. Aku tidak suka dengan sikapmu yang kemarin, aku harus mengambil keputusan ini buat kita. Aku harap kamu bisa mengeti keadaan ini. Ucap Bila"
" Keputusan apa yang kamu maksud Bil..? "Tanya Dhika."
Aaakku...."Katanya kembali mengganjal, Seakan ia ragu untuk mengungkapkanya.
" Dengan jelas Bila mengatakan kata yang sediikit tersendat itu tadi.
Dhika, Aku mau kita putus....!!! " Ucap bila dengan menitikan air mata"
Loh kenapa kamu bicara seperti itu...? " Dhika sempat tak percaya dengan apa yang Bila ucap tadi."
Bila kembali meyakinkan ucapannya itu kepada Dhika, maaf itu yang pantas aku ucapkan depadanya.
Aku merasa diantara kita sudah tak ada kecocokan lagi. "Ucapnya dengan jelas."
Saat itu pun Dhika bisa menerima kenyataan yang pahit dengan ucapanku tadi, ia sangat marah dan kecewa kepadaku, dengan memutuskannya secara sepihak.
Ok, kalau itu mau kamu Bil aku bisa terima, semoga kamu dapet yang lebih segalanya dari aku. "Ucapnya kesal.

"Ya tuhan...maafkan aku begitu jahat pada Dhika, aku tak ingin melihat dia kecewa lagi karna aku. "Aku tak pernah memikirkan perasaan

dia yang telah tersakiti olehku, dan yang kini selalu ada dipikiranku yiatu Rangga.
" Dan ternyata setelah hubunganku dengan Rangga berjalan dengan baik, kita selalu meluangkan waktu untuk bersama. Dia mengajakku jalan.
Tapi tenyata aku salah memilih orang yang tepat, ternyata aku hanya sebgai pelampiasannya saja dari mantannya.
" Sungguh sakit rasanya, kecewa, amarah yang aku rasa begitu besar. Rasanya tak seharusnya ini terjadi kepadaku. " Sungguh aku kecewa kepada Rangga. Aku rela meninggalkan Dhika demi dia, tapi ternyata ini yang dia balas terhadapku.
" Keputusanku memang salah untuk memutuskan Dhika, dan aku merasa sangat bersalah padanya.

 Hubunganku dengan Rangga baru menginjak dua bulan, dan saat itu pula Rangga mutusin seenak dia. " Entah apa yang ada dipikirannya Rangga, memutuskanku tanpa sebab dan kenapa..? "Ucapku kesal.

Setelah kita putus, dia kerap kali menunjukankemesraannya dengan cewe itu, dia sengaja menujukan itu didepan mataku sendiri tanpa mengetahui bagaimana perasaanku saat itu.
" Hanya bisa meneteskan air mata dan rapuh, tapi aku tetap menyembunyikan itu dihadapan dia walaupun sebenarnya aku sakit melihat itu semua.

Setelah aku putus dari Rangga, seseorang yang pernah mengisi lembaran hidupku yang bahagia dia muncul kembali dalam kehidupanku.
Rasanya memang berbeda, setelah aku mengecewakan seseorang disitu pula aku kembali dikecewakan oleh sesorang. " Rasanya karma itu ada dan mencoba menghampiriku perlahan.
Dhika kembali datang dihari-hariku, dia rela memafkan kesalahanku pada saat itu. " Aku hargain niat Dhika untuk bersamaku lagi, aku sudah tak ingin mengenal yang namanya Rangga lagi. Aku pun memulai lembaran baru lagi dengan Dhika agar aku bisa belajar melupakan Rangga.

Disitu pula aku merasakan kebahagiaan yang dulu pernah aku rasa aku mendapatkannya lagi dari sosok Dhika, kita saling mengisi kekurangan dan kesalahan masing-masing.
" Aku rasa aku bahagia kembali dengan Dhika, orang yang selama ini menemaniku tanpa membuatku tersakiti. Pesaanku semakin dalam dan rasa sayang ini semakin dalam dan tak ingin kehilangannya lagi.
Tapi.......setelah kita mencoba bersama-sama lagi, kehadiran Rangga kini menyelimuti bayang-bayang hubunganku dengan Dhika, seolah-olah dia tak menyukai kami kembali bersama.
Rangga pun kembali memintaa maaf atas perlakuaanya terhadapku sewaktu dengan dia, dia juga memintaku kembali menjadi kekasihnya.
" Perasaan bingung, ragu selalu menghampiriku. Dan saat ini juga aku masih menjadi milik Dhika, tapi disisi lain aku juga sayang sama Rangga.
Tapi, dengan maksud lain, yaitu tujuanku untuk balas dendam kepada Rangga yang sudah menyakitiku. " Aku juga sempat cerita pada kekasihku Dhika, untuk menerima Rangga kembali dengan niatku untu balas dendam, namun Dhika tak mengijinkanku.
" Alasannya cukup masuk akal memang, ia tak mau kalau suatu saat nanti aku malah makin sayang sama Rangga.
Tapi dengan tak sepengetahuan Dhika, Bila tak peduli apa yang kekasihnya itu ucapkan.

Setelah keesokan harinya, aku Rangga mengajakku jalan, untuk hanya sekedar makam siang. Dia menanyakanku kembali dengan pertanyaannya yang ia pinta kepadaku saat itu, aku pun bisa menerima dia kembali sebagai kekasihku, padahal saat ini pun aku masih menjadi kekasih Dhika.

" Saat beberapa hari menuju ulang tahunku, hari itu pun tiba. Dhika merayakannya hanya berdua dengaku, dia memberikan kejutan yang special yang ia khususkan untuk'qu. " Sebuah Kue dengan lilin kecil, ia memberikan itu padaku. Ia pun memintaku untuk meniup lilinnya dan mengucapkan harapan diulang tahunku. " Dan Dhika juga mengucapkan harapannya dia untuk'qu agar, setiap ulang tahunku bisa terus bersama dengan Dia. " Sebuah kado yang terbungkus dengan cantik ia berikan pula kepadaku.
" Sungguh hari yang special yang aku rasakan pertama kali dengan seorang kekasih yang begitu mencintaiku. " Ucapku bnagga"

 " Dibalik semua itu aku masih saja menyimpan rahasia ini darinya, aku tidak tega melihat keseriusaannya terhadapku. Karna sebenarnya 5 hari yang lalu aku menerima cintanya Rangga tanpa sepengetahuan Dhika.
" Begitu jahat yang aku lakukan semua ini terhadap Dhika, tapi saat itu yang aku hanya pikir aku hanya ingin balas dendam kepada Rangga. " Dengan sedikit emosi ucapanku.

" Tapi ternyata benar apa yang Dhika ucapkan kepadaku, kalau suatu masalah diakhiri dengan balas denman kita akan merasakaan nya sendiri dengan tanpa sadar apa yang kita lakukan itu salah.
" Balas dendamku berubah menjadi rasa sayang yang amat besar kepada Rangga, bodohnya diriku yang selalu mengabaikan nasehat orang lain, apa lagi itu nasehat dari Dhika.
 Setelah rasa sayangku muncul lagi untuk Rangga, kenapa perasaan ini ragu kepada Dhika, seolah-olah persaan yang aku punya perlahan menghilang. Sering kali aku bersikap cuek padanya, tak peduli dengan perhatian dia, tak ingin dia ada disisiku lagu. " Ucapku.
Aku memutuskan kembali apa yang harus aku pilih untuk yang kedua kalinya, menentukan siapa yan memang pantas berada disisiku dan yang harus aku pilih diantara mereka.

" Keyakinan hatiku menunjukan Ranggalah orang yang tepat jadi kekasihku, semoga dia dapat berubah dengan seiringnya waktu yang berjalan. Aku yakin dia juga menyayangiku untuk mencintaiku kembali.
Disitulah aku memutuskan Dhika kembali untuk yan kedua kalinya. " Sungguh tega memang diriku ini. "Ucapnya bersalah.

Aku meminta Dhika untuk bertemu dengaku malam itu, disitu pula aku merasa takut dengan ucapanku untuk Dhika.
Oke, JUJUR itu lebih baik dari pada berbohong. " Ucap Bila.
" Bila mencoba merubah suasana tak setegang mungkin, saat itu pula ucapan pertama yang keluar dari mulut Bila, yaitu "MAAF",
perlahan ia mengungkapkannya kepada Dhika, " Dik, maafin aku yah untuk yang terakhir kalinya, aku tahu aku selalu buatkamu kecewa, selalu nyakitin kamu, seing kali berbogong. Tapi aku yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk Kita.
Sebenarnya aku menerima Rangga lagi sebelum aku ulang tahun, tadinya aku berniat untuk balas dendam, tapi..ucapanmu itu benar. Rasa ini berubah menjadi sayang. " Ucapnya perlahan dengan serius."
Bil, lu tega yah sama gue..? "Ucap rangga yang kesal."
Memang gue kejam sma Loe Dhik, gie tau ko loe bakal semarah ini sama gue.." Tapi maafin gue..!!! pliiiissss " Ucap Bila berkali-kali.
" Dhika begitu saja pergi meninggalkan Bila, " Hati siapa yang tidak sakit orang yan selama ini ia Cinta, ia sayang, Dia malah memberikan kejutan yang sepahit ini untuk yang kedua kalinya.

" Stelah gue memilih Rangga, Dhika pun tak pernah muncul lagi dalam hubungan kita. Tak pernah ada kabar sama sekali dari Dhika, tak sedikit pun ia mengabariku.
Hunganku dengan Rangga sudah berjalan 5 bulan lebih, tapi ternyata orang yang gue sayang, orang yang gue pilih dia malah berulang kali buat gue nangis.
Tapi....kalu aku bandingan dengan Dhika, dari petama kami jadian, Dhika tak pernah sedikitpun buat gue nangis dan nyakitin.
Itulah hal yang berbeda diantara mereka, mungkin ini jawaban atas keputusan gue yang gue ambil dari semua itu.

" Ternyata cinta itu rumit, bahkan ada orang yangrela tersakiti dengan mengalahkan rasa sayang yang mereka punya. Bertahan demi suatu harapan agar tetap bisa bersama orang yang gue sayang saat ini. Walaupun bagaimana keaadaan hubunganku dengan Rangga, gue bakal mempertahankan ini sebisa gue.
Dan buat Dhika, gue cukup bahagia liat loe bisa bahagia lagi, walaupun bukan sama gue. Gue yakin tuhan bakal ngasih yang terindah seorang cwe yang loe sayang dan gak bakal pernah nyakitin loe. "Cuma itu harapan gue, " Ucap Bila.

" Mungkin sampai sekarang, Dhika gak pernah bisa maafin kesalahan gue. Dan gue juga tau pasti berat bangetbuat maafin atas apa yang telah ia terima dari diri gue.
" Tapi, yang jelas setelah gue mengetahui dia sudah menemukan pengganti yang jauh lebih baik dari gue. Gue cukup bahagia, dan semoga dia bisa bahagia kelak dengan kekasihnya yang lain.
Dan suatu saat nanti harapan gue cuma satu, yaitu kata "DIA MAAFIN GUE".
Gue juga punya harapan lain untuk hubungan gue sama Rangga, Rangga punya hati sebaik Dhika. " Ucapku penuh do'a. "

" Dan suatu saat pun nanti, tak tau kapan dan sampai kapan gue bakalan minta maaf lagi, dan gue bisa berteman baik dengan Dhika, walaupun bukan sebagai "KEKASIH"...



End... :)