Sabtu, 30 Juni 2012

“ LOVE AT FIRST SIGHT “



Jika cinta itu memberi  arti dalam keindahan,, aku ingin merasakannya yang kedua kali, Jika cinta itu member penghianatan, aku tak mau seseorang terkhianati oleh cinta.


Kubuka lembaran baru dengan penuh harapan, agar suatu ketika cinta itu memberikan arti kebahagiaan yang sejati. Lirih dalam setiap ucapan harapan serta doa yang penuh tanda Tanya..?
Perlahan Kubuka jendela yang terdengar dari luar sana alunan kicauan burung, embun pun menari dengan sunyi pada dedaunan.  Aku begitu menikmati udara pagi ini dengan semangat.Kulihat rangkaian foto yang terpajang didinding kamarku.Salah satu foto yang terpapar adalah foto Indra, Pacarku.
Indra Perdana, begtulah nama lengkapnya. Sosok pria yang berperawakan tinggi-sedang, berkulit hitam manis. Wajahnya cerah dengan dihiasi senyum ramah yang melekat pada pipinya.
Kami baru genap satu bulan yang lalu resmi pacaran. Kuharap Indra menjadi lelaki terbaikku, walaupun aku tau tak ada yang sempurna di Dunia ini kecuali Allah sang maha pencipta.
Kuharap semuanya baik-baik saja, aku jadi ingat pas pertama kali aku mengenalnya.Disebuah toko buku awal pertama kali kita bertemu. Saat itu Aku sedang mencari sebuah novel yang terpapar dipojokan sana, perlahan kuhampiri deretan-deretan novel itu. Aku berusaha mengambilnya, namun novel yang aku cari tepat berada jauh dari gapaian tanganku.Akupun bingung untuk mengambilnya, sudah kucoba tapi tak berhasil.Nampaknya tak ada orang yang bisa membantuku….?Ucapku menyerah.
Tapi tak lama dewa penolong itu muncul, Dia meraih novel yang aku cari.Dan kemudia dia memberikannya padaku.Pria beperawakan tinggi itu tentu saja berhasil mengambilnya dari gapaian tanganku yang tak bisa mengambil buku itu. Senyumnya begitu ramah, tapi siapakah pria itu..? Tanyaku dalam hati.”
Nih novelnya….” Ucap pria itu sambil menyodorkan novel ketanganku.
Terimakasih yah udah bantu gue..maaf jadi ngerepotin. “ Sapaku pada pria ramah itu.
Iya gak apa-apa…seneng bisa bantu loe. “Ucap Pria itu dengan tersenyum.
Ouh iya….Suka baca Novel yah..??? “ Sambung pria itu dengan cepat.
Iya gue suka baca Novel..banget malah…hehe “ Jwabku pada Pria itu sembari melempar seyum kecil.
Gue juga suka baca novel sich…tapi jarang-jarang.“Sahut Pria itu.
Gue juga jarang ngeliat cowo yang suka baca Novel..malah dikit mungkin yah…? “ Ucapku.
Sesaat ia menyodorkan tangannya bermaksud untuk berkenalan…
“ Gue Indra. “ Sapa Pria itu.
Gue Putri…. “ Ucapku sambil menyodorkan tangan.
Aku memotong pembicaran ini dengan cepat.
“ Udah dulu yah gue lagi buru-buru nih…kuambil beberapa buku dan satu novel yang ingin kubeli.
Aku pun  bergegas meninggalkan Indra, tak kuhiraukan pertemuan singkat itu. Karna aku percaya kalau memang aku di izinkan untuk bertemunya lagi, pasti suatu saat kita bertemu.Entah disini atau dimana.
Selepas pertemuan singkat itu, nampakknya ada yang aneh pada diriku, tak biasanya sepeti ini. Bayangan itu selalu muncul tiba-tiba dalam pandanganku.“ Singkat namun berkesan”. Ucapku dengan tersenyum.
Yupz…tentu saja bayangan sosok Indra yang baru saja aku kenal barusan. Aku coba untuk menghindar dari sela-sela ambisiku untuk suatu saat nanti bisa bertemu dngannya lagi.“ Gak mungkin”. Kata itu yang membuatku kembali melupakan pertemuan itu.
Setelah beberapa hari dari pertemuan itu. Sahabatku Dennis, mengajakku ke caffe tempat biasa kami nongkrong, tak hanya kami berdua disana melainkan ke’2 temanku Rara dan feby juga. Mereka sahabat-sahabatku sejak SMP. Beruntung aku punya teman sebaik mereka yang selalu care pada temannya.
Terdengar dari luar sana suara kelakson motor Dennis, bergegas aku menghampirinya..
Aku sudah rapih malam ini, terlihat Dennis sudah menungguku 10 menit yang lalu.Aku meminta izin terlebih dahulu kepada kedua orang tuaku.
Aku tersenyum simpul pada Dennis.“ Maaf loe udah nunggu lama.” Ucapku pada Dennis.
Santai aja kali Put, mau gue nunggu sejam juga nggak papa buat temen gue yang satu ini. “Ucap Dennis dengan celotehnya sambil mengacak-ngajak poniku.
“ Ayo naik motor gue”. Ajakan Dennis.
“ Iya tapi pelan-pelan yah bawa motornya, awas kalau gue diajak ngebut lagi sama loe. “Tegurku pada Dennis.
Siap tuan Putri…… “Jawabnya dengan sigap.


Setibanya di caffe, Rara dan feby sudah terliat berada disana.Kuhampiri mereka dengan perlahan, berencana untuk mengagetkannya dari blakang, nampaknya tak berhasil.Mereka sudah mengetahui keberadaanku saat menghampiri mereka.
Hey Put…Dennis mana..? katanya bareng sama loe..? “Bertubi-tubi mereka menanyakannya padaku.
ku potong pertanyaan mereka yang super cerewet.
Tenang ajah kali…Dennis gak bakalan ilang, dia udah gede.“ Ucapku dengan nada candaan.”
Ada tuh…masih diluar, tadi sich yang gue liat dy ketemu temennya gitu. Terus gue tinggalin aja.“Sambungku pada Rara.
Tak selang beeberapa lama.Aku duduk bersama Rara dan feby.Kita pun asiik menobrol dengan ditemani tiga gelas jus strawberry.Aku melihat Dennis menuju meja kami.Tak selang beberapa langkah dari meja kami, terlihat sosok pria yang mengikuti arah Dennis dari belakang.
Tak lama, Dennis muncul dengan Pria itu dihadapan kami.
Nampaknya tak  asing lagi aku mengenali wajah pria itu. Tapi ingatanku seperti begitu saja hilang.
Aku coba mengingat, tapi aku begitu saja lupa pada sosok pria berperawakan tinggi itu.
Kulihat lekat-lekat wajahnya, perlahan aku mengenali pria itu. Senyum dibibirinya yang begitu manis membuatku ingat akan kejadian dua hari yang lalu.
Ouuuh…iya…” Itu kan….kataku menggantung, Penuh tanda Tanya..?
“Indra”.Kata yang pertama keluar dari mulutku begitu pas melihat sosok pria tersebut.
Tiba-tiba Dennis membuyarkan lamunanku. “Hey…..kenapa loe Put bengong gitu, kaya kesambet ajah. “ Ucap Dennis.
Pandangaku kosong saat Dennis membuyarkan lamunanku itu.Suasana Caffe yang terliahat sepi. Hanya ada kami ber empat serta Indra dan beberapa pengunjung Caffe yang terlihat serius sedang berbincang-bincang dimeja sana. Aku mengelak dari celotehan Dennis temanku yang jago membuat suasana menjadi ramai.
Dengan sipat gogilnya, humoris, dan serius…. “Itu yang aku tau dari diri Dennis”.
Kalau selebihnya yang tau sich pasti nyokapnya…..hehe

Tepat dihadapanku, pria itu terlihat sedang mengingat-ngingat sesuatu, ia begitu aneh melihatku.
Tatapanya mengarah kepada wajahku, Rara dan Feby.Dia terlihat agak kikuk.
Saat itu pun Dennis mengenalkan sosok pria itu kepada kami. Ia menyodorkan tangannya kepadaku, Rere serta Feby. “ Hey…gue Indra temennya Dennis.” Sapa Pria itu dengan tersenyum simpul.
Tak selang aku menjawab sapaan pria itu.Nampaknya dia mengatakan sesuatu padaku dengan ragu.
“ Loe…..katanya menggantung. Dengan cepat ia  menyebutkan namaku. “ Loe Putri yang waktu itu pernah ketemu di toko buku kan…? “ Tanya pria itu dengan mengkerutkan dahinya.”
Aku pun tersenyum simpul menjawab pertanyaan Indra.“ Iya gue Putri. Loe masih inget gue Ndra..? “Tanyaku sok akrab”
Masihlah Put….!!! “Kata Indra.
Ternyata loe temenya Dennis..? gue baru tau sekarang. “Sambung Indra.
Sesaat Dennis memotong pembicaraan Indra.
“ Jadi loe udah kenal sama Putri sebelumnya Ndra..? Bagus deh.“ Tanya Dennis sembari menepul-nepuk punggung Indra.
Rara, Dennis dan Feby bergegas pindah dari meja yang senbelumnya kami tempati.
Mereka nampaknya sengaja memberikan celah untuk membiarkan Indra duduk dihadapanku.

Inilah kedua kalinya aku dan Indra bertemu dengan tidak sengaja, aku bingung harus mulai pembicaraan ini dari mana, sesekali Indra pun bersikap canggung. Namun tak lama ia mampu merubah suasana tak begitu kikuk. Dia mencoba memuatku tertawa..dengan sikap yang supel. Dia mampu membuat orang yang baru ia kenal jauh lebih terasa sudah mengenalnya lama.

Malam itu pun berlalu dengan berkesan. Indra mampu membuatku merasa beda pada dirinya, entah itu apa, aku pun tak bias menjelaskannya lebih detail. Karena perasaanku ini yang mengatakan sesuatu yang beda. “someone like you.”
Pertama memang aku tidak percaya dengan CINTA, karna cinta itu hanyalah sebuah janji-janji yang semu.“ BULSHITT…!!!
Kata tak percayaku pada cinta itu, saat aku merasa terkhianati oleh masa laluku.Kata manisnya yang terlontar untukku itu hanya omong kosong.“ SEMU dan AMBIGU”, begitulah aku memaknainya.
Aku tak mau jauh lebih mengingat lagi yang dahulu-dahulu.Akan aku jadikan suatu pembelajaran dan hikmah penting yang aku dapat dari arti cinta itu.

Oke…aku mengawali pagi ini dengan semangat. Baju seragam putih abu-abu sudah melekat ditubuhku, kusiapkan tas gamlog dan sepatu kets serta beberapa buku pelajaran sudah kumasukan pada tas. Sarapan pun sudah menjamaku dimeja makan. Kuambil sepotong roti serta selai kacang yang hinggap kuoleskan pada roti itu. Belum aku memakannya, terlihat mamah menghampiriku dari dapur menuju meja makan.
Mamah menegurku dengan pelan. “ Tumben kamu sarapan masih pagi gini..? biasanya agak siangan.
Tanyanya dengan tersenyum.
Aku lagi ada tugas mah disekolah, jadi harus berangkat agak pagian. “ Jawabku dengan melempar senyum.
Aku berangkat dulu yah mah…buru-buru nih takut kesiangan. “ Sambungku terbata-bata.
Akupun bergegas meninggalkan rumah dan mamah, seperti biasa aku berjalan meuju halte yang tak jauh dari gank rumahku. Setibanya di halte, terlihat dari kejauhan dan semakin dekat, sosok Dennis terlihat sedang mengendarai motornya menghampiri keberadaannku. Perlahan dia membuka kaca yang terlihat agak gelap. Dia mengajakku untu berangkat bareng bersamanya.
“ Ayo naik Put.. “ tawaran Dennis”
Iya tunggu, “Kataku singkat.
Akupun memutuskan untuk ikut dengan Dennis.

Setibanya digerbang sekolah, aku turun dari motor Dennis yang sudah terparkir ditempat parkiran sekolah dekat kantin.  
Terlihat pria setengah baya yang sedang menyapu halam sekolah dengan semangat. Aku menyapa pria setengah baya itu yang sigap sekali dengan pekerjaannya. Semangatnya membuatku termotivasi, kerap kali aku melihatnya lelah. Keringatnya yang menembus baju tipis yang sedang dipakainya saat sengatan matahari meyinari tubuhnya.
Pagi pak Min…. “ Sapaku pada pria setengah baya itu.
Pagi juga nak Putri. “ Kembali pak Min menyapaku.
Kok tumben masih pagi gini sudah terlihat disekolah…? “Tanya pak Min.
Hehehe…biasa pak lagi ada tugas yang harus diselesaikan sebulum jam pelajaranpertama masuk. “ Jawabku panjang lebar.
Aku tinggal dulu yah pak Min. Selamat bekerja…. “ Sapaku sembari meninggalkan pak Min.

Sesampainya di koridor sekolah, terlihat hentakan kaki dari belakang arah tempatku berjalan. Aku menengoknya dengan membalikan tubuhku pada seseorang yang tengan berjalan dibelakangku. Ternyata itu Dennis sehabis memarkirkan motornya tadi. Dia memanggilku dengan sapaan pelan.
“ Put, gue ketemen gue dulu yah…? Nanti gue nyusul ke kelas. Loe duluan ajah. “ Kata Dennis dengan cepat bertubi-tubi.
akupun menuju ruangan kelasku. “ XI IPA2” Suasa yang terlihat masih agak sepi, hanya terlihat beberapa siswa yang  yang berada dalam ruangan masing-masing kelas dan penjaga sekolah yang rajin menyapu halaman dengan masih dipenuhi dedauan kecil yang terjatuh dari pohon depan sekolah.
Akupun menghampiri temanku yang sudah berada dikelas terlebih dahulu, kuselesaikan tugas biologi kelompokku itu. Waktu sudah menandakan pukul 07:00 Wib. Kulihat dari jendela kelas yang transparan itu sudah terliahat siswa siswi yang lain berdatangan.
Oke…jam belpun bunyi dengan kecang. Kulihat gampir semua ruangan kelas ini penuh namun hanya ada 2 bangku yang terlihat kosong. Dennis pun sudah terlihat dibangkunya.
Aku mendelik kearah luar pintu yang setengah membuka, kulihat beberpa guru masuk keruangan yang lain, serta menuju ruangan kelas ini. Terlihat sosok pria berjalan dibelakang guru yang tengah memasuki ruangan ini.
Murid baru kan…? “ Tanyaku sendiri heran.
Tak lama guru itu pun masuk dibarengi kehadiran murid baru.
Oke anak-anak, kita kedatangan murid baru dikelas ini. “ Kata Bu.Jesi sembari memperkenalkan murid baru itu.
Hay teman-teman saya Indra Perdana. “ Sapa pria itu pada teman-teman diruang kelas.
Silahkan duduk, masih ada kursi yang kosong sebelah Dennis.
Semua mata tertuju pada Indra, tak getar senyum manisnya membuat teman-temanku meliriknya diam-diam.

Aku kaget dengan kehadiran Indra sebagai murid baru disekolah ini. Kenapa Dennis tak memberi tahukan padaku kalau Indra pindah sekolah. “ Tanyaku dalam hati.
Selepas jam pelajaran habis, bel pun berbunyi menandakan istirahat. Aku mendelik kearah Dennis serta Indra, kulihat mereka sedang asyik mengobrol, sesekali pandanganku mengarah keara mereka. Indra pun kembali mengarahkan pandangannya kearahku, perlahan ia bangkit dari tempat duduknya menjuju arahku.
Hey Put…Seneng yah bisa ketemu loe lagi. “ Sapanya dengan teersenyum simpul.
Gue juga seneng bisa satu sekolah sama loe, tapi kok loe bisa memutuskan sekolah disini sih Ndra..? “Tanyaku heran.
Nannti ajah deh gue jelasin dikantin. “ Ke kantin yuk…? “Tawaran Indra.
Ayo….Dennis gimana? Loe gak ngajak dia juga…? Tanyaku pada Indra.
Ahhh….gampang, Dennis nannti bisa nyusul, Ia kan Denn…? “ Elakan Indra dengan mengarah kepada Dennis yang terlihat sedang merapihkan bukunya.

Selasa, 12 Juni 2012

KAMU. Sedetik menjauh, sedetik mendekat. Pergi, lalu kembali. Ada, lalu tiada. Melemparkanku dalam pusaran getar tak bertepi.






Untuk apa jauh-jauh mencari, sementara dalam dirimu saja aku sudah menemukan alasan hidup: bahagia bersamamu.






AKU tak ingin merasa paling benar mencintaimu. Aku hanya ingin mencintaimu dengan benar, dan mencintaimu benar untukku................







CINTA memang sederhana. Tapi AKU memilih luar biasa memaknai jatuhnya: Jatuh cinta kepadamu..




WHEN I MISS YOU...
When i miss you,,,
"Gerak mata, dan tepekur sunyi pikiranku menjangkau
setiap ruas adamu, tanpa sisa."
When i miss you....
"Cuma ada biru. Pelangi pudar memutih salju."
When i miss you...
"Sadarku tak nyata Setia berharap padahal mungkin sia-sia."
When i miss you....
" Satu yang kubutuh: kamu. Utuh!"