Selasa, 17 April 2012

* Diantara Cinta Yang Indah *


 "Mamah, dialah orang yg pertama aku sayangi. Perhatiaan dan kasih sayangnya tak pernah habis untuk anak yg k'2nya ini. Panggil saja namaku Bila, aku bahagia mempunyai sosok ibu seperti mamah, walaupun mamah kadang melarangku untuk pergi, tapi aku yakin mamah adalah jalan yg terbaik yang harus aku turuti.Sikap manjaku kadang-kadang tiba, saat perhatian mamah yang kurang terhadapku. "Aku bisa mengerti keadaan mamah yang sibuk, kedua orang tuaku pun bekerja keras demi anak"nya. Tak seharusnya aku memandang mamah seperti itu saat aku marah,kesal peuh amarah. Tapi mamah tetap berada disisiku saat aku senang maupun sedih, "Mungkin mamahlah tempat curahan isi hatiku, karna kaka da adeku tak pernah sedekat aku dengan mamah.
"Bukannya ade dan kakak'qu tidak perhatian, cuma saja kami itu kadang suka cuek walau terhadap kakak ade."Tak sempat ku bilang terimakasih saat mamah berada disisiku, pelukan hangatnya yang mampu membuatku bigitu menyayangi mamahku. " Pagi ini aku terbangun dalam tidurku, mamah yang pertama kali membangunkanku untuk segera membersikhan badan dan merapihkan tempat tidurku. " Terbangun dari mimpi indah rasanya mata ini tak ingin membukanya saat seseorang hadir dalam mimpiku saat itu."Bunga tiduku yang indah tapi tak tau siapa yg berada dimimpiku itu. "Sedikit petanyaanku dalam hati. "Tuhan siapakah orang yg ada dalam mimpiku tadi???? "Ucapku singkat.

Tak ada lagi kata yang aku ungkapkannya, tak ada lagi makna yg tersirat saat aku bertemu sosok pria yg berda dalam mimpiku."Kuhanya ingin mempunyai sosok pendamping yg bisa menjagaku dan melindungiku. "Harapku sepert itu.Tuhan...apabila engkau mengijinkan bertemu dengannnya sosok yg aku inginkan, kelak nanti aku sangat sangat merasa bahagia untuk orang yang menemaniku dalam setiap hari-hariku ini. Pagi itu setelah aku bangun, kemudian kakiku melangkah kearah kamar mandi. setelah selesai merapihkan semuanya. "Aku siap mengawali hari ini dengan satu semangat dari mamah. "Dia tak ingin melihat anaknya bersedih hanya karna cinta. "Langkah kakiku kulangkahkan untuk hal yang berguna bagi aku dan mamah serta keluargaku. Pagi itu waktu menunjukan pukul 06.00. Setelah semuanya kurasa rapih, seragam sekolah yang kutaoro dilemari segara ku memakainya. "Siap". kata itu mngawali perjalanannku hari ini untuk pergi sekolah. "Dengan dandanan yang rapih, rambut terurai, seragam sekolah yang cukup rapih, wajah yang cantik, karakter yang pendiem namun supel. "Itulah sosok Bila."

Mungkin banyak lelaki yang tertarik padanya, sahabat yang dia punya begitu baik dan dekat. "Apa yang kurang terhadap sosok Bila??Tapi...suatu ketika teman yang cukup ramah padanya, bisa dibilang sahabat mungkin?.Saatku melihat Rena sahabatku sedang asyik mengobrol lewat ponsel, kulihat dia tertawa ria, sepertinya dia sedang berbicara dengan pacarnya. "Aku kira sperti itu. 'Ucapku.Tapi ternyata saat kutanyakan kalau dia lagi ngmbrol dengan siapa, Rena menjawab dengan singkat. " Gue lagi ngobrol sama temen Bila ,kenepa? loe mo ngobrol jg sama dia?. "Tawaran Rena.Boleh deh sini dari pada gue bete. "Ucap Bila dengan lantang.Ternyata Dika sosok yang asyik, rame, dan bisa bikin gue ketawa. "Ucapku pada Rena. Pada saat itu pula Rena mengenalkan temannya pada Bil, .Dari situlah Bila dan Dhika saling mengenal.Pada suatu hari, Dhika mengajakku untuk ketemuan, saat itu pun aku mau untuk bertemu dengan dia. lama aku menunggu kehadiran Dhika, sudah lewat 10 menit dari janjinya yang iya katanya. "Lalu datanglah 2 orang pria yang menghampiriku, saat mereka datang aku merasa gugup entah kenapa, karena aku penaaran dengan yang namanya Dhika. Tapi mereka datang berdua. Aku pun tak tau yang mana yang namanya Dika, Dua orang pria yang menghampiriku itu, satu diantaranya mungkin aku kira itu Dhika, wajah yang tampan, kulit putih, dengan sedikit pendiam. Namun satu lagi temanya berkulitkan hitam manis namun mempunyai karakter orang yang asyik. "Pikirku seperti itu.Namun ternyata orang yang hampir membuatku tertarik itu adalah teman Dhika, bukan Dhika sendiri. Melainkan namnanya Rio.Apa mungkin aku suka sama Rio?? "Ucapku dalam hati.Sembari aku mengobrol dengan Dhika, dia pun mengenalkan Rio padaku.Kenapa saat itu perasaanku berbeda terhadap Rio, apa mungkin Rio yang aku suka, bukan Dhika..??? "Ucapku berkali kali.Dari perkenalan kemarin, aku menunjukan sikap tidak sukaku terhadap Dhika, Sikap yang jutek saat Dhika menghubungiku berkali kali. Aku sengaja tidak mengangkat telpon dari dia, namun ia terus saja menelponku. "Dengan nada dering yang tak pernah henti, aku pun terpaksa menganggkatnya. Dengan suara yang agak malas, Dhika coba membuatku tertawa. "Dia memang berhasil merubah suasanya yang sepi menjadi rame. "Ucap Bila.Tapi ternyata keesokan harinya Dhika datang kerumaku, setelah aku cuekin dia dan gak pengen kenal dia lagi.

"Sebagai tuan rumah, aku haruslah bersikap sopan terhadap tamu, ia datang kerumaku saat itu pun aku mencuekannya lagi, bahkan aku sedang menerima telpon dari pacarku. Namun Dhika selalu saja bersikap sabar menghadapiku walaupun aku bersikap seperti itu ke dia.Tak lama, setelah beberapa hari aku kenal Dhika, dia mengungkapkan perasaannya kepadaku. Padalah orang yang aku harepin itu bukan dia, melainkan temanya. "Ucap Bila sembari menghelakan nafas perlahan.Tapi entah kenapa saat dia nembak, aku mengataka ia aku terima. "Spontan ucapanku pada Dika"Pikirku kenapa aku mengatakan itu padanya? padahal perasaan ini masih belum yakin kalau Dhika bakalan jadi pacar yang baik buatku.Keesokan malam saat aku berda diruma Reva, teman-temaku semuanya sedang asyik kumpul bersama. Saat itu keadaanku sedang duduk di dekat lelaki temannya Rena. Saat itu pula Dhika datang menghampiriku, dengan ia melihatku duduk disebelah lelaki tapi nampaknya sikapnya biasa saja. Tidak ada kecemburuan yang ia tunjukkan, bakhan setelah itu dia menghampiriku dan duduk disebelahku. "Ucap Bila.Saat itu pun dia mengajakku jalan untuk sekedar menikmati angin malam saja.

Entah dari situ aku merasakan hal yang berbeda, sikapku yang tadinya biasa berubah menjadi sayang dan gak mau kehilangan, dia bisa membuatku nyaman berada disinya.Dari situlah aku merasa sayang sama dia, aku akan coba untuk belajar menerima orang apa adanya. Asalkan dia mampu membuatku bahagia. "Harapku seperti itu.Aku hampir lupa bahwa ada seseorang yang aku abaikan saat ini, dia yang masih menyandang setatus sebagai pacarku. Satt itu pula, aku berani mengambil kepeutusan yang berat, dengan rasa bersalah aku memcoba untuk berbicara baik-baik dengan pacarku...........Aku memutuskannya secara sepihak tanpa dia mau, alasanku saat ini mungkin hubungan ini sudah tidak cocok lagi.

" Perlahan Bila mencoba tenang.Keputusan itu pun diterimanya dengan iklas, Dia merelakanku bahagia bersama orang lain yan glebih baik darinya ."Ucap cowo yang masih mengharapkan Bila." "Pagi ini aku akan membuka lembaran baru dengan Dhika, semoga tuhan mengijinkan kami selalu bersama. " Ucapku dengan yakin.""Panggil saja namanya Dika, sosok peria yang sederhana, berkulitkan hitam manis. Saat ini aku meyakinkan hatiku padanya.Dia kekasihku yang tak sengaja aku suka. Namun dia berhasil menjadikanku sebagai kekasihnya.Dari situ aku banyak belajar dari dia tentang "kesetiaan" susah, senang, sedih dika selalu sama-sama. Kita mampu melengkapi kekurangan masing-masing, menerima keadaan walalupun bagaimana cinta menguji kita untuk berpisah. Dari hal memalukan, keburukanku, sampai kebiasaanku dia pun tau segalanya tetntangku.

Dari hal seperti itu pula aku merasakan diaberbeda degan pacar-pacarku sebelumnya. Yang saling tidak ingin mengetahui keburuka nmasing-masing atau kebiasaan yang kita miliki.Dhika sangatlak terbuka, dia selalu jujur dengan keadaannya itu. "itulah hal yang aku suka dari Dia. "Ucapku bangga"Meskipun dengan kesederhanaan tapi hal itulah yang membuat indah cinta kami, tapi itu sangat berkesan buatku."Kesederhanaan dan Perbedaan" memang bisa membuat segalanya jadi indah. bercanda bersama, sampai lari-larian saat hujan turun, tapi aku rasa itu bahagia walaupun dengan jalan kaki saja dengan dia.Dari situlah aku dapat mengenal Dhika dengan cepat, dan lebih memahami karakter satu sama lain."Setelah hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun cinta masih menjaga kami tetap bersama. Sampai saatnya ada orang yang mencoba mendekatiku.

"Seseorang yang datang tanpa aku pinta, tanpa aku mau kehadirannya menjadi bayang-bayang hubunganku dengan Dhika. Mungkin dia tau aku dari temanya yang sekaligus teman terdekatnya."Panggil saja namanya Rangga, dia adalah orang saat ini mencoba mendekatiku, saat itu temanku memanggilku untuk menemuinya, berhubung Rangga juga berda disitu. Ia mengenalkanku pada Rangga, entah apa yang ada dipikrannku saat itu. Rangga menanyakan siapa namaku.

      " Sikap yang kutunjuga pada Rangga sangatlah cuek, seakan-akan aku tak mau mengenal orang lain setelah kehairan Dhika dalam hidupku, siapapun itu orangnya aku rasa aku sudah bahagia memiliki kekasih seperti Dhika, Tapi ternyata Rangga tak hanya menanyakan nmaku, melaikan nomor telponku dia juga menanyakannya. "keadaan yang lagi kesal, aku pun spontan memberitahukan temanku terserah deh mau dkasih atau enggak. "Ucapku singkat pada temanku."Setelah pertemuan itu ponselku selalu bunyi menandakan seseorang menelponku. "Kulihat nomor baru dalam panggilan itu, aku pun langsung mengangkatnya. Suara laki-laki yang terdengar olehku, dan ternyata ia Rangga. "Secara panjang lebar kami pun mengobrol, tak ada yang istimewa dari dia yang tak bisa membuatku tertawa ria."Berhubung dia sering menelponku setiap saat, aku pun sebenarnya tak tahu yang namany Rangga itu yang mana. "Ucapku."
Rangga kemudian kembali menelponku untuk memintaku bertemu dengannya atau dia yang menemuiku.Nah, dari situ aku baru mengetahui yang namanya Rangga. "Ternyata tak sepikir apa yang aku bayangkan, Rangga begitu terlihat cool, keren, tampan. "Begitu ucapku.""Perasaan yang aku punya pun menjadi tak taruan seperti ini, dia begitu sangat perhatian kepadaku walaupun baru saja bertemu.Mungkin dari situlah perhatiaannya Rangga cukup membuatku nyaman.Tapi...suatu hari dia mengangungkapkan perasaannya kepadaku, dia juga tau kalau aku sudah mempunyai kekasih tapi dia tetap tak menghiraukannya. "Dan ternyata lagi yang tak ku tahu Rangga juga mengenal Dhika, dia mengenal Dhika sejak smp, dan berhubung Sma mereka beda, Rangga pun tak dekat lagi dengan Dhika. "Rangga tak menganggap Dhika itu siapa walalu Dhika itu kekasihku, dia tetap mengunggapkannya kepadaku dan memintaku sebagai kekasihnya."Saat dia memintaku sebagai kekasihnya, aku tak langsung menjawabnya. Aku pun meminta pembuktian dia sebagai cinta yangia ungkapkan kepadaku.

"Rangga pun memberikan bukti kalau dia memang benar-benar menyayangiku, saat itu pula aku menerimanya. Ia pun menanyakan kembali seberapa % cintanku kepada Rangga. "Sontak aku jawab 18 %,. "Sembari menghelakan nafas tengangku.Dan sebenarnya aku masih tetap menjalin hubungan dengan Dhika, tapi aku bilang pada Rangga bahwa aku sudah putus dengan Dhika. "Rangga pun mempercayai itu." "Tuhan....maafkan aku telah mengecewakan kekasihku Dhika, aku terlalu jahat untuk bilang ini sama dia. Aku gak mau hati kecilnya tersakiti olehku dengan menerima kehadiran Rangga dalam hidupku.Aku tak bermaksud untuk menduakan Dhika, karna aku juga sayang kepadanya. Tapi disisi lain ada hal yang kecil yang membuatku sangat membenci Dhika. Hanya karna sebatang Rokok yang selalu ia hisap didepanku. "Karna itu aku membenci pria yang perokok, bagiku itu sangatlah tidak sopan yang ia tunjukan dihadapannku. "Kerap kali aku membuang sebatang Rokok didepan matanya, ia sangat tidak suka dilarang-larang olehku. "Padahal aku mengarahkan yang terbaik buat dia, tapi ia tak penah mengerti itu." "Setelah dua minggu berlalu aku dengan Rangga pun semakin dekat, dan ia slalu menunjukan rasa sayangnya terhadapku.

" Tak seharusnya aku egois seperti ini, "Ucapku ragu.  Aku terlalu naif untuk memilih satu diantara mereka, aku harus mencari jalan yang terbaik agar semuanya tak ada yang tersakiti.Aku takut membuat Dhika marah besar kepadaku, dan keputusanku sudah bulat untuk memutuskan dia esok atau lusa." Saat tiba dihari kasih sayang yang seharusnya setiap orang memebrika ketulusan dan rasa sayangnya kepada orang yang tercinta. Namun, itu tak dengan Dhika. Disitulah keputusanku spontan aku ucapkan pada Dhika." Dengan mengambil nafas perlahan, sambil mengerutkan halisnya. Bila mencoba berbicara perlahan kepada Diika. Dik, maaf yah kalau selama ini aku yang selalu buat kecewa, selalu egois, atau pun hal lainnya. Aku tidak suka dengan sikapmu yang kemarin, aku harus mengambil keputusan ini buat kita. Aku harap kamu bisa mengeti keadaan ini. Ucap Bila dengan perlahan menjelaskan pada Dhika."
" Keputusan apa yang kamu maksud Bil..? "Tanya Dhika.
"Aaakku...."Katanya kembali mengganjal, Seakan ia ragu untuk mengungkapkanya." Dengan jelas Bila mengatakan kata yang sediikit tersendat itu tadi. Dhika, Aku mau kita putus....!!! " Ucap bila dengan menitikan air mata"
Loh kenapa kamu bicara seperti itu...? " Sontak Dhika terkejut"
 Dhika sempat tak percaya dengan apa yang Bila ucap tadi ."Bila kembali mengulang ucapannya itu kepada Dhika, "MAAF"  itu yang pantas aku ucapkan depadanya. " Ucap Bila dengan merasa bersalah.
Aku merasa diantara kita sudah tak ada kecocokan lagi. "Ucapnya dengan jelas.

"Saat itu pun Dhika bisa menerima kenyataan yang pahit dengan ucapan Bila tadi, Pasti Ia sangat marah dan kecewa kepadaku, dengan memutuskannya secara sepihak.Ok, kalau itu mau kamu Bil aku bisa terima, semoga kamu dapet yang lebih segalanya dari aku. "Ucapnya sambil mengalihkan pandangannya untuk bergegas pergi.

"Ya tuhan...maafkan aku begitu jahat pada Dhika, aku tak ingin melihat dia kecewa lagi karna aku. "Aku tak pernah memikirkan perasaan dia yang telah tersakiti olehku, dan yang kini selalu ada dipikiranku yiatu Rangga." Dan ternyata setelah hubunganku dengan Rangga berjalan dengan baik, kita selalu meluangkan waktu untuk bersama. Dia mengajakku jalanTapi tenyata aku salah memilih orang yang tepat, ternyata aku hanya sebgai pelampiasannya saja dari mantannya." Sungguh sakit rasanya, kecewa, amarah yang aku rasa begitu besar. Rasanya tak seharusnya ini terjadi kepadaku. " Sungguh aku kecewa kepada Rangga. Aku rela meninggalkan Dhika demi dia, tapi ternyata ini yang dia balas terhadapku." Keputusanku memang salah untuk memutuskan Dhika, dan aku merasa sangat bersalah padanya. Hubunganku dengan Rangga baru menginjak dua bulan, dan saat itu pula Rangga mutusin seenak dia. " Entah apa yang ada dipikirannya Rangga, memutuskanku tanpa sebab dan kenapa..? "Ucapku kesal.Setelah kita putus, dia kerap kali menunjukankemesraannya dengan cewe itu, dia sengaja menujukan itu didepan mataku sendiri tanpa mengetahui bagaimana perasaanku saat itu." Hanya bisa meneteskan air mata dan rapuh, tapi aku tetap menyembunyikan itu dihadapan dia walaupun sebenarnya aku sakit melihat itu semua. Setelah aku putus dari Rangga, seseorang yang pernah mengisi lembaran hidupku yang bahagia dia muncul kembali dalam kehidupanku.

Rasanya memang berbeda, setelah aku mengecewakan seseorang disitu pula aku kembali dikecewakan oleh sesorang. " Rasanya karma itu ada dan mencoba menghampiriku perlahan.Dhika kembali datang dihari-hariku, dia rela memafkan kesalahanku pada saat itu. " Aku hargain niat Dhika untuk bersamaku lagi, aku sudah tak ingin mengenal yang namanya Rangga lagi. Aku pun memulai lembaran baru lagi dengan Dhika agar aku bisa belajar melupakan Rangga.Disitu pula aku merasakan kebahagiaan yang dulu pernah aku rasa aku mendapatkannya lagi dari sosok Dhika, kita saling mengisi kekurangan dan kesalahan masing-masing." Aku rasa aku bahagia kembali dengan Dhika, orang yang selama ini menemaniku tanpa membuatku tersakiti. Pesaanku semakin dalam dan rasa sayang ini semakin dalam dan tak ingin kehilangannya lagi.Tapi.......setelah kita mencoba bersama-sama lagi, kehadiran Rangga kini menyelimuti bayang-bayang hubunganku dengan Dhika, seolah-olah dia tak menyukai kami kembali bersama. Rangga pun kembali memintaa maaf atas perlakuaanya terhadapku sewaktu dengan dia, dia juga memintaku kembali menjadi kekasihnya.

" Perasaan bingung, ragu selalu menghampiriku. Dan saat ini juga aku masih menjadi milik Dhika, tapi disisi lain aku juga sayang sama Rangga.Tapi, dengan maksud lain, yaitu tujuanku untuk balas dendam kepada Rangga yang sudah menyakitiku. " Aku juga sempat cerita pada kekasihku Dhika, untuk menerima Rangga kembali dengan niatku untu balas dendam, namun Dhika tak mengijinkanku." Alasannya cukup masuk akal memang, ia tak mau kalau suatu saat nanti aku malah makin sayang sama Rangga.Tapi dengan tak sepengetahuan Dhika, Bila tak peduli apa yang kekasihnya itu ucapkan.Setelah keesokan harinya, aku Rangga mengajakku jalan, untuk hanya sekedar makam siang. Dia menanyakanku kembali dengan pertanyaannya yang ia pinta kepadaku saat itu, aku pun bisa menerima dia kembali sebagai kekasihku, padahal saat ini pun aku masih menjadi kekasih Dhika." Saat beberapa hari menuju ulang tahunku, hari itu pun tiba. Dhika merayakannya hanya berdua dengaku, dia memberikan kejutan yang special yang ia khususkan untuk'qu. " Sebuah Kue dengan lilin kecil, ia memberikan itu padaku. Ia pun memintaku untuk meniup lilinnya dan mengucapkan harapan diulang tahunku. " Dan Dhika juga mengucapkan harapannya dia untuk'qu agar, setiap ulang tahunku bisa terus bersama dengan Dia. " Sebuah kado yang terbungkus dengan cantik ia berikan pula kepadaku." Sungguh hari yang special yang aku rasakan pertama kali dengan seorang kekasih yang begitu mencintaiku. " Ucapku bangga" " Dibalik semua itu aku masih saja menyimpan rahasia ini darinya, aku tidak tega melihat keseriusaannya terhadapku. Karna sebenarnya 5 hari yang lalu aku menerima cintanya Rangga tanpa sepengetahuan Dhika." Begitu jahat yang aku lakukan semua ini terhadap Dhika, tapi saat itu yang aku hanya pikir aku hanya ingin balas dendam kepada Rangga. " Dengan sedikit emosi ucapanku." Tapi ternyata benar apa yang Dhika ucapkan kepadaku, kalau suatu masalah diakhiri dengan balas denman kita akan merasakaan nya sendiri dengan tanpa sadar apa yang kita lakukan itu salah." Balas dendamku berubah menjadi rasa sayang yang amat besar kepada Rangga, bodohnya diriku yang selalu mengabaikan nasehat orang lain, apa lagi itu nasehat dari Dhika. Setelah rasa sayangku muncul lagi untuk Rangga, kenapa perasaan ini ragu kepada Dhika, seolah-olah persaan yang aku punya perlahan menghilang. Sering kali aku bersikap cuek padanya, tak peduli dengan perhatian dia, tak ingin dia ada disisiku lagu. " Ucapku.Aku memutuskan kembali apa yang harus aku pilih untuk yang kedua kalinya, menentukan siapa yan memang pantas berada disisiku da yang harus aku pilih diantara mereka." Keyakinan hatiku menunjukan Ranggalah orang yang tepat jadi kekasihku, semoga dia dapat berubah dengan seiringnya waktu yang berjalan. Aku yakin dia juga menyayangiku untuk mencintaiku kembali.Disitulah aku memutuskan Dhika kembali untuk yan kedua kalinya. " Sungguh tega memang diriku ini. "Ucapnya bersalah'Aku meminta Dhika untuk bertemu dengaku malam itu, disitu pula aku merasa takut dengan ucapanku untuk Dhika.oke, JUJUR itu lebih baik dari pada berbohong. " Ucap Bila." Bila mencoba merubah suasana tak setegang mungkin, saat itu pula ucapan pertama yang keluar dari mulut Bila, yaitu "MAAF", perlahan ia mengungkapkannya kepada Dhika, " Dik, maafin aku yah untuk yang terakhir kalinya, aku tahu aku selalu buatkamu kecewa, selalu nyakitin kamu, seing kali berbogong. Tapi aku yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk Kita.Sebenarnya aku menerima Rangga lagi sebelum aku ulang tahun, tadinya aku berniat untuk balas dendam, tapi..ucapanmu itu benar.

Rasa ini berubah menjadi sayang. " Ucapnya perlahan dengan serius."Bil, lu tega yah sama gue..? "Ucap rangga yang kesal."Memang gue kejam sma Loe Dhik, gie tau ko loe bakal semarah ini sama gue.." Tapi maafin gue..!!! pliiiissss " Ucap Bila berkali-kali." Dhika begitu saja pergi meninggalkan Bila, " Hati siapa yang tidak sakit orang yan selama ini ia Cinta, ia sayang, Dia malah memberikan kejutan yang sepahit ini untuk yang kedua kalinya." Stelah gue memilih Rangga, Dhika pun tak pernah muncul lagi dalam hubungan kita. Tak pernah ada kabar sama sekali dari Dhika, tak sedikit pun ia mengabariku.Hunganku dengan Rangga sudah berjalan 5 bulan lebih, tapi ternyata orang yang gue sayang, orang yang gue pilih dia malah berulang kali buat gue nangis. Tapi....kalu aku bandingan dengan Dhika, dari petama kami jadian, Dhika tak pernah sedikitpun buat gue nangis dan nyakitin.Itulah hal yang berbeda diantara mereka, mungkin ini jawaban atas keputusan gue yang gue ambil dari semua itu." Ternyata cinta itu rumit, bahkan ada orang yangrela tersakiti dengan mengalahkan rasa sayang yang mereka punya. Bertahan demi suatu harapan agar tetap bisa bersama orang yang gue sayang saat ini. Walaupun bagaimana keaadaan hubunganku dengan Rangga, gue bakal mempertahankan ini sebisa gue.Dan buat Dhika, gue cukup bahagia liat loe bisa bahagia lagi, walaupun bukan sama gue. Gue yakin tuhan bakal ngasih yang terindah seorang cwe yang loe sayang dan gak bakal pernah nyakitin loe. "Cuma itu harapan gue, " Ucap Bila." Mungkin sampai sekarang, Dhika gak pernah bisa maafin kesalahan gue. Dan gue juga tau pasti berat bangetbuat maafin atas apa yang telah ia terima dari diri gue." Tapi, yang jelas setelah gue mengetahui dia sudah menemukan pengganti yang jauh lebih baik dari gue. Gue cukup bahagia, dan semoga dia bisa bahagia kelak dengan kekasihnya yang lain.Dan suatu saat nanti harapan gue cuma satu, yaitu kata "DIA MAAFIN GUE". Gue juga punya harapan lain untuk hubungan gue sama Rangga, Rangga punya hati sebaik Dhika. " Ucapku penuh do'a. " Dan suatu saat pun nanti, tak tau kapan dan sampai kapan gue bakalan minta maaf lagi, dan gue bisa berteman baik dengan Dhika, walaupun bukan sebagai "KEKASIH"...End... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar