Jumat, 06 April 2012

* Di'ultah k'17 tahunku (kehilangan'y) *



Tepat pukul 00.00 WIB.

‘’Happy B’dAy Sisil, SLamt Ultah yAch yaNg k 17,’’ kulihat rangkaian kata di layar ponselku. itu dari teman"ku yg mungkin sengaja mengucapkan ditengah malam seperti ini,  Rasa ngantuk yang masih bertengger di kepalaku, memaksaku membuka kelopak mataku untuk mengetik ucapan terima kasih kepada si pengirim. Kemudian kucoba untuk melanjutkan tidurku. Lagi-lagi getar ponselku tak berniat untuk diam. Kucoba meraih ponselku lagi, kulihat tertulis 2 massage, namun tak kuhiraukan. Selang beberapa menit getarnya membuat aku harus membuka mata. Sekarang sudah tertulis 5 massage.
Oke, sekarang aku bangun, batinku.

Kubuka satu-persatu pesan yang masuk, semua berisi pesan yang sama. Sekarang ngantuk di mataku telah pergi. Dengan gesit jari-jariku menekan keyped untuk membalas SMS tersebut. Setelah itu kuletakkan kembali ponselku di samping bantalku.
‘’Masih ada yang ingat hari ulang tahunku,’’ ucapku bangga.

Sekarang aku 17 tahun, semoga semua berjalan dengan baik dan semoga hubungan aku sama dia baik" aja. "ucapku" ketika sambil mencoba untuk tidur kembali.
 Lima menit, 30 menit dan sekarang sudah pukul 01.00 WIB, dari semua SMS yang masuk ke handphone-ku, tak satu pun tertulis pesan atau telepon dari pacarku. Reno.

kucoba untuk menenangkan hatiku, pikirku dy mungkin akan memberikanku kejuatan dihari ultahku ini, beberapa saat aku ingat kembali Reno, suasanan hatiku saat ini galau, ku pikir dihari ultahku ini, dy adalah orang yg pertama ucapakan kta" itu padaku. tapi...ternyata tidak.
kecewa, kini menyelimutiku malam ini, kutunnggu" kabar dari dia nampaknya percuma. entah dy sedang berpikir apa sehingga membuatku seperti ini.
Reno bisa dibilang cinta pertamaku, hari ini di hari ulang tahunku, hubungan kami juga genap 5 hari. mungkin ini bagiku kado yg terindah yg pernah kupunya di ulang tahunku yg ke 17 aku bisa bersama orang yg aku sayang. hubungan kami emang dibilang masih baru namun semua itu butuh peroses buat sampai saat ini, kini aku menjalani ini semua apa adanya, aku pun tak tau bagaimana nnati aku masih bisa bertahan dengan Reno. Aku mencoba berpikir semua yang baik tentang dia.
    Mataku terpejam tapi tidak tidur, otakku membuat rangkaian cerita yang manis. Kucoba mengulang waktu sebulan yg lalu saat awal perkenalan kami yang masih terbenak di ingatanku. sebuah buku Diary selalu menemaniku menorehkan pena ini dengan rangkaian kata" yg mungkin disinilah tempatku bercerita. sebuah buku diary yg lusuh dengan penuh goresan" pena yg selama ini menemani hari"ku, buku ini bisa dibilang sahabat kecilku, yg mampu menuangkan segala amarah dan bahagiaku saat aku bersamanya.
   " Sesuatu yang harus aku perbaiki dengan bertambahnya umurku. Sesekali bibirku tersenyum ketika ingatanku tiba di waktu Reno berhasil membuatku kagum dan akhirnya lima hari lalu  dia resmi menjadi pacarku.
banyak cerita yg berkesan dengan kehadiran Reno, dan sesekali Reno selalu membuatku bahagia saat dy selalu ada saat aku butuhkan, dy pengertian, baik dan satu hal yg membuat Reno beda dengan pacar"ku yg sebelumnya, dy mampu membuatku selalu tersenyum untuk tetap semangat. "semangat yg tak pernah padam saat kehadiran dy waktu itu, sering kali dy selalu mengingatkanku untuk makan, shalat, dan lain". Seolah" selalu ada yg menyemangatiku setiap pagi.

"Malam ini tak seindah apa yg aku pikirkan, aku kira, aku bisa ditemani Reno saat" hari yg penting buatku, tapi ternyata tidak. Sekarang tak perlu kuhiraukau itu semua, mungkin Reno akan membuatku kejutan dihari" berikutnya. ucapku,
perlahan-lahan rasa ngantuk pun kembali, kupejamkan mata sembari berdoa.. "tuhan..apabila aku masih diijinkan untuk bersama reno, aku mohon jagan pisahkan kami" sedikit Doa'ku ucap.
Lama menunggu membuat otakku lelah berpikir dengan imajinasi ku sendiri, aku pun tidur. Aku tak mempedulikan lagi getar di handphone-ku.
Saat sinar mentari pagi menyusup ke celah-celah jendela kamarku, matakupun terbuka. Aku bangun dari tidurku, kulihat ponsel,Tertulis 10 kali miscall dan 8 SMS. Semua dari teman-temanku, tidak ada yang dari Reno. Tapi aku masih tetap berpikir positif tentangnya. Kuambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamarku, dan kulangkahkan kaki untuk membersihkan tubuhku.
lalu kuberanjak melangkahkan kaki ini kehalaman belakang rumah, angin sepoy" menyapakku, suasana pagi yg begitu indah dengan ditemani teh hangat dan suasanan hatiku pun menjadi sejuk.
    sejauh ini tak kubayangkan itu berlalu dengan sendirinya. hanponeku selalu kepegang untuk menanti kabar dari Reno. setiap menit kunyalahkan hanpone itu, tapi tak satu pun smz dari Reno. entah dy menghilang kemana aku pun tak tau".
Aku coba menghubungi Reno, tapi tak diangkat juga telpon dariku. "aku sendiri tak tau harus berbuat apa lagi"
Tiba-tiba suara dari luar rumah terdengar smpe belakang halaman rumahku, nampaknya ada orang yg memanggil" namaku, beberapa kali suara itu terdengar makin kencang. segeraku menghampiri orang yg tengah memanggilku, nampak heran juga pagi" kaya gini udah ada yg manggil" depan rmah. aku kira tukang koran langganan mamahku. sebari berjalan menuju suara itu, selintas terlihat hanponeku nyala, aku pikir itu nampaknya kabar dari Reno. segeraku meraih hanponeku yg kutaruh diatas meja, dan kuhilat ada yg smz, tapi...itu bukan Reno.
sungguh menyebalkan.....beberapa kali aku menunggu kabar itu nampaknya hanya semu.
begitu banyak teman"ku yg peduli dihari ulang tahunku ini, tapi kenapa pacarku sendiri gak peduli dengan hari ulang tahunku ini..? "bertanya-tanya sendiri.
nampaknya suara dari luar makin terdengar, sambil kkuhampiri ku jawab panggilan itu..
"siapa yah dsna..? ucapku pada orang itu
terdengar suara perempuan, dan nampknya kukenal suara itu..
tak lama orang itu menjawab teriakanku,
" Sil, ni aku Reva temanmu.. ucap wanita itu
Sudah kukira itu pasti dia,
Ada apa Rev...? ko tumben pagi" gini udh teriak" didpan rumah gue..?
hehe...... maaf yh sil gue udh ganggu pagi" gini. "sapaan Reva sambil tertawa lebar".
Liburan yuk sil...? tnya Reva.
kapan" ajh yh Va, kaya'nya gue lagi gak mood nih...kesel gue Va sm Reno..
emg si Reno knpa sil..? dy ngasih kejutankan sm loe kya'a disinetron" gitu...??? tnya Reva.
sembari tertawa sisil pun kembali terdiam sejenak mengingat" tentang Reno. muka'y kembali murung saat Reva menanyakan itu padanya.
" Reva pun heran dengan sisil, dy tiba" diam dan tak mau bicara apa".
kenapa Sil sama Reno...? tnya Reva.
Va, gue tuh bukan orang yg beruntung yah..? gue kira di ultah gue yg ke'17 ini gue bakal dapet kado yg special dari orang yg gue sayang, tapi ini gak Va...Reno sama sekali gak ngabarin gue, dy ngilang gitu aja. Gue gak tau Va gue harus berbuat apa?? ucap Sisil dengan kesal.
sabar yh sil....mungkin Reno ada kperluan lain yg lebih penting. ucap Reva.
tapi kenpa dy sama sekali gak ngabarin gue sich..? se'enggaknya smz ke, ini gak sama sekali smz pun. pacar apa coba kalau dy kaya gitu. "Sisil.
udahlah sil jangan terlalu dibawa serius, mending kita jalan yuk..? teraktir gue donx, kan lu lagi ultah nih..!!! ajakan Reva sambil mengalihkan pembicaraan.

yaudah deh ayo gue teraktir lu Va, gue juga Bt dirumah sndirian,,,"ajakan Sisil.
emang kmn nyokap sama bokap lo Sil...? tnya Reva.
kedua orang tua gue sibuk tuh sma kerjaannya sampe" gak tau kl skarang gue ultah. ucap kesal Sisil.

Baju kaos biru, celana hitam panjang, sepatu kets dan tas sandang hitam menjadi pilihanku untuk pergi bersama teman-teman ku. Hari ini aku berniat mentraktir kedua sahabatku, Reva dan Vani. Mereka teman SMA-ku. Hampir beberapa pekan tidak bertemu, banyak cerita yang menjadikan kami lupa waktu. Termasuk ingatanku tentang Reno.

Dari awal aku memang terbiasa sendiri, terkadang meskipun Reno sudah menyandang predikat sebagai pacarku, namun waktuku banyak bersama teman-temanku. Aku sayang dia dan dia sayang aku. Tidak ada masalah dan kami mempunyai kegiatan masing-masing. Kami hanya banyak menggunakan komunikasi melalui handpone dan jarang untuk pergi berdua.

Nonton, makan dan hangout berjam-jam membuat aku, Reva dan Vany lupa akan jam yang menunjukan pukul lima sore. Aku sudah minta izin kepada Mama. Mama sudah menginzinkan aku pergi karena hari ini aku ulang tahun, apa lagi hari ini hari minggu. Papa dan mama sudah sepakat hari ini ingin di rumah, mereka tidak ingin ikut bersamaku.

‘’Rev, Van cabut yuk, dah sore,’’ ajakku sambil meraba isi tasku untuk mengabil handpone, aku panik. Kukeluarkan semua isi tasku tapi ponselku tak ada.
’Tinggal di rumah kali Sil,’’ sambung Vany mencoba menenangkan ku.

‘’Kayaknya iya, aku lupa masukin ke dalam tasku tadi,’’ sambungku pasrah ketika aku mencoba mengingat sebelum aku pergi tadi.
‘’Sil, Reno mana?’’ suara Vany menyadarkanku tentang Reno kembali.

‘’Enggak tahu juga, tadi malam dia enggak nelpon aku, SMS pun tidak. Padahal Ini ulang tahun pertamaku saat aku punya pacar. Kata orang biasanya yang bakal ngasih selamat pasti pacar, tapi kok enggak kayak cerita-cerita yang kudengar ya, ’’ jawabku sambil menghabiskan makanan di tanganku.
Mungkin dia sibuk, atau ponselnya lagi error kali, sambungku lagi.
‘’Kamu yakin nggak ada apa-apa?’’ Sahut Vany dengan muka serius. “Hari ini ulang tahunmu, dia tidak ada sama sekali nemui kamu?”

Aku diam, aku merasa semua baik-baik saja. Mungkin Reno lagi sibuk atau apalah. Ini cuma hari ulang tahun . Bukan hal yang besar, dunia juga tidak bakal runtuh kalau dia lupa dengan hari ini. Aku Cuma tersenyum, mendengar ucapan Veny.

‘’Sisil, kamu terlalu cuek dengannya, kau sayang dia, tapi kamu tidak perhatian sama dia, nanti nyesel baru tahu rasa,’’ celoteh Reva panjang-lebar kepadaku.

Sepanjang perjalanan pulang aku mencoba memutar kembali rekaman ucapan Reva dan Vany tadi. Aku tidak bisa setenang tadi, rasa cemas hilang- timbul pada diriku.
tiba-tiba rasa cemas itu muncul lagi saat kedua sahabatku menanyakan keberadaan Reno dihari ulang tahunku.
setibanya dirumah, nampaknya rumahku begitu sepi, kedua orang tuaku pasti lagi pergi.
‘’Duh pada ke mana ya, mana handphoneku ketinggalan di dalam lagi,” ucapku kesal karena kecerobohanku.
tiba" mamah mengabariku untuk segera kerumah sakit,  aku tidak tau siapa yg sakit, tapi bayangan tentang Reno sangat melekat pada saat itu, perasaanku enggak enak, seolah" ada sesuatu yg terjadi pada Reno.
Tanpa pikir panjang aku langsung masuk ke dalam mobilku dan bergegas ke rumah sakit. Jantungku tidak beraturan, cemasku bertambah, wajah Reno melekat di ingatanku.


Hentakan kakiku membuat mata di sekitar ruangan rumah sakit melihat ke arahku. Kakiku berhenti lima puluh meter dari tempat Mama duduk di salah satu kamar rumah sakit. Air mata mama keluar. Wajah mama pucat. Banyak teman dan keluarga Reno berkumpul di ruangan. Kakiku seperti terikat beban untuk melangkah ke kerumunan keluarganya. Mama sadar akan kedatanganku. Dia menghampiriku dan memelukku erat, erat sekali. Semua mata kasihan tertuju pada kami. Dari kamar keluar sebuah tempat tidur. Di sana sedang tertidur wajah orang yang aku sayangi tertutup kain putih. Kulepaskan pelukan mama dari tubuhku. Kulihat dengan dekat wajah pria yang tertidur itu, air mataku mengalir tak henti. sontak ternyata pria itu adalah Reno orang yg paling aku sayangi. Aku begitu tidak percaya dengan kejadian ini, aku meyakinkan pada mamah ini hanya mimpi kan mah...? aku hanya sedang tertidur dam memimpikan Reno, karna aku rindu sekali dengan dia.
"mamah kembali memeluku begitu erat, dia meredamkan amarhku pada saat itu. Mamah berkata itu adalah Reno nak,,,kamu harus kuat menerima kenyataan ini..?
beberapa kali aku tidak percaya dengan semua ini, bagiku ini hanyalah mimpi saja. Tapi....takdir mengatakan lain, aku menghampiri laki" itu yg sedang tertidur pulas dengan selimut kain putih.
Aku lemas saat aku mengetahui orang itu adalah Reno pacarku. Aku teriak memanggil Reno...batinku begitu berat menerima kenyataan ini. Kepalaku pusing, nafasku sesak, semua terlihat gelap. Aku tidak ingat apa-apa lagi.
setelah aku sadar kembali, mamah menghampiriku dengan membawakan segelas air putih mencoba menenangkanku. " Aku pun bertanya kepada mamah.
mah...apa yang terjadi sama Reno...? tnyaku sambil meneteskan air mata.
Reno kecelakaan Sil, kejadian itu terjadi saat Reno sehabis kerumah kita untuk menemuimu. Reno menenyakan kamu, berhubung kamu gak ada dirumah, mamah bilang sama Reno kalau kamu lagi pergi sam Reva dan Vany. ucap mama.
terus Reno ngomong apa lagi mah...? tanyaku lagsung.
Reno cuma menitipkan sesuatu ke'mamah nak, dan satu helai surat yg untuk kamu. ucap mamah
ini bukan waktu yg tepat untuk mamah cerita lebih panjang lagi, aku segera keruangan itu, dan Reno sudah terbujur kaku dengan ditutupin kain kafan putih.
Air mataku tak berhenti menetes, dan aku gak percaya kalau orang yang aku sayang harus pergi meninggalkanku selamanya. sesekali aku menyadarkan Reno dan membangunkannya. Namun.....tak ada jawaban dari dia, aku menggenggam tangannya dan aku ucapka..." RENO.....bangun,,ini aku Sisil.
kamu harus bangun Reno, jangan tinggalkan aku sendiri, aku sayang kamu...
Kata-kata itu beberapa kali aku ucapkan, tapi Reno tetap saja tertidur. mamah menyadarkanku kalau Reno sudah meninggal.
Reva dan Vany menghampiriku dan memeluku sangat erat, mereka begitu peduli padaku.
Reva mengatakan sesuatu kepadaku, " Sil, kamu harus kuat yah menerima semua ini, mungkin ini sudah kehendak Allah. kamu harus tegar, kita yakin ko, dibalik cuek'y Reno saat ulang tahunmu, pasti dia sayang sil sama kamu..."ucap Reva"
iya aku tau Rev, tapi kenapa harus secepat ini dia ninggalin aku...???
mungkin ini udah takdirnya Sil, kamu harus terima dengan iklas. ucap Reva.
Semua keadaan diruang itu menjadi duka, tangisanpun tak pernah henti menangisi kepergian Reno.

         "kami semua mengantarkan Reno ke'tempat peristirahatan terakhir'y. Ketempat pemakaman.
Seperti mimpi paling buruk melihat Reno ditimbun dengan tanah, Reno sendiri di sana.
‘’Sayang kita harus ikhlas Reno  pergi,’’ ucap mama saat masuk ke kamarku.
‘’Iya Ma, aku ikhlas semoga Reno dapat tempat yang layang di sisi Yang Maha Kuasa,’’ jawabku seadanya.
Ini ada kado dari Reno, mama lupa bilang sama kamu. Kemarin sebelum Reno dibawa kerumah sakit, Reno sempat ngomong sama mama, kado yg iya titipkan harus dikasih sama kamu,  HP kamu tinggal saat itu jadi mama tidak bisa memberi tahu kamu. itu hari terakhir dy saat sebelum kecelakaan itu terjadi,’’ ucap mama sambil memberikan bungkusan pink berukuran besar ketanganku.

‘’Iya, makasih Ma,’’ jawabku singkat pada mama.
Mama pun keluar meninggalkan aku dan bungkusan itu. Sadar akan keberadaan handphone-ku yang sudah tidakku lihat selama sepekan ini, tanganku mencari-cari ponsel itu. Akhirnya kutemukan di selipan ujung kasur tempat tidurku. Tertulis 20 SMS dan 111 kali panggilan tak terjawab. Kubuka panggilan tak terjawab, kulihat deretan nama teman-teman SMA-ku. Reno juga salah satuya.

Dia menghubungiku 35 kali. Kulihat waktu panggilanya. Ini kan ketika aku lagi pergi sama Reva dan Vany, ucapku pada diri sendiri.
Kubaca juga pesan yang masuk, tertulis selamat ulang tahun dan pesan ucapan duka cita dari teman-temanku. Kuhentikan jemari saatku menemukan pesan dari Reno, ada ucapan selamat ulang tahun  dan pesan yang membuatku teringat pada kata Reva dan Vany. Entar nyesal baru tau, ucap mereka saat itu.
itu kata yang masih mengganjal hatiku dan menyesakkan bagiku.

Kubuka kado dari Reno yang terletak di depanku. Kotak besar yang terbungkus kertas kado warna biru, dia tau sekali warna favoritku. aku segera membuka kado dari Reno, dan ternyata isinya sebuah sepasang boneka yg bertuliskan " I will always love you forever"  kado yg sangat special buatku, kado itu sudah lama aku inginkan saat kami jalan berdua dan melihat sepasang boneka yg berluliskan seperti itu, tapi nampaknya dulu Reno tak merespon keinginannku yg menginginkan boneka itu., yang sangat aku inginkan dari dulu.
Reno mengingatkanku kembali saat pertama dia bilang suka padaku. saat jalan bersama, itu hari yg terindah yg pernah aku lewati, masih terimpan dalam benakku saat kejadian itu, dy menggenggam tangannku dan mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku.
        "pelukannku sangat erat saat dy menggenggam tanganku dan lebih meyakinkan bahwa dy memang benar" menarur hati padaku.  Di selipan kado itu kutemukan kertas bertuliskan, Dear Sisil, wanita terindahku. Kubaca satu demi satu kalimat yag ada di kertas itu. Air mataku menetes pada kalimat Aku sayang kamu, tapi aku merasa kamu tidak sayang padaku. Semoga dengan bertambahnya umur kamu, kamu lebih dewasa untuk menghargai sesuatu yang penting di hidupmu, khususnya perasaan orang-orang yang menyayangi kamu.
Aku sayang kamu sisil, kamu harus bisa walaupun tanpa ada aku.
itu ucapan Reno yg kembali membuatku menangis, entah memang ini sudah bertanda bahwa Reno akan pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya.
from: Reno ferlian
           kulipat kertas itu, sejenak ku rebahkan tubuhku dikasur, sesekali semua bayangan yg pernah aku lalui itu kembali muncul, sosok cowok seperti Reno gak ada lagi kini.
Semua hanya tinggal kenanggan, tak ada lagi orang yg merinduku, memberi perhatian yg selama ini menyemangatiku. semua hal itu sangat berarti buatku.
Reno....kau adalah orang yg terindah yg pernah aku kenal, tak ada lagi peria sepertimu yg bisa menggantikan sosok kamu. aku janji.....aku ingin seperti serius, seburuk apapun cuaca diatas sana aku dapat bersinar terang untuk menani kamu dalam kegelapa.
kini, buku Diary sudah penuh dengan goresan penaku, ini semua kupersembahkan untukmu Reno. buku Diary ini semua tentangmu.....hanya tersisa selembar kertas kosong yang masih bersih. dan kutuliskan.
Reno..semoga kau tenang disana, aku akan selalu mencintai kamu seperti kata yg ada dalam boneka itu
" I WILL ALWAYS LOVE YOU FOREVER".
...........................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar